Teknik Sampling Dalam Penelitian Menurut Prof Dr Sugiyono
Rabu, 17 Juli 2019
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara sistematis, teknik macam-macam sampling sebagai berikut:
Daftar Pustaka: Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta, Bandung, 2013.
A.Probality Sampling
1. Simple random sampling
2. Proportionate startified random sampling
3. Disproportionate startified random sampling
4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)
B. NonProbality Sampling
1. Sampling sistematis
2. Sampling kouta
3. Sampling incidental
4. Purposive sampling
5. Sampling jenuh
6. Snowball sampling
Menurut: Sugiyono (2013:81)
Penjelasan Teknik Sampling:
A. Probality Sampling
1. Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperharikan strata yang ada pada populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila populasi dianggap homogen.
2. Proportionate startified random sampling
Teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Contoh:
Ada jumlah pegawai yang lulusan S1 = 45, S2= 30, STM=800, ST=900, SMEA400, SD=300. Jumlah sampel meliputi dan yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut.
3. Disproportionate startified random sampling
Teknik digunakan untuk pengambilan sampel bila populasi berstrata tetapi tidak proporsional.
Contoh: Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU 700 orang SMP maka tiga orang lulusan S3 dan 4 orang S2 itu di ambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)
Teknik sampling daerah digunakan apabila obyek data yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Contohnya populasi dari stuatu negara, kabupaten ataupun provinsi. Untuk mengambil sampel manakah yang akan di ambil, maka harus menentukan daereah mana yang akan dijadikan populasinya.
B. NonProbality Sampling
1. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut yaitu no 1 sampai dengan 100, untuk pengambilan sampel dapat dilakukan pada no ganjil saja, misal no 1, 3, 5, 7, 9, 11 dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling kouta
Tehnik ini digunakan untuk mengambil sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kouta) yang di inginkan.
Contoh: Saya akan melakukan tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut maka penelitian dipandang belum selesai karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
3. Sampling incidental
Teknik ini digunakan apabila dalam penentuan sampel berdasarkan kebetulan/tidak sengaja, artinya peneliti bertemu dengan obyek ataupun orang yang ditemuinya dan dapat diambil oleh peneliti sebagai sampel.
4. Purposive sampling
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya saya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, begitu juga hal yang lainnya.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik sampel yang mana semua populasi dijadikan sampel. Hal ini sering dilakukan apabila populasinya relatif kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang relatif kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua populasi dijadikan sampel.
6. Snowball sampling
Teknik ini yaitu dengan cara seperti bola salju, yang awal mulanya kecil lalu jadi besar. jadi awalnya pengambilan sampel sedikit berubah jadi banyak. Dalam penentuan sampel pertama-tama dipilih satu orang, tetapi satu orang tersebut dirasa belum lengkap dalam memberikan jawaban atau data belum begitu lengkap jadi peneliti mencari orang lain yang lebih tahu untuk dijadikan sampel selanjutnya sampai seterusnya seperti itu, sampai dirasa peneliti mendapatkan data yang cukup.
Sumber: Sugiyono (2013:81-86).
Daftar Pustaka: Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Alfabeta, Bandung, 2013.