Mengingat Kematian dengan 5 Perkara
Kamis, 22 Agustus 2019
Lima perkara sebelum lima perkara merupakan lagu yang dipopulerkan oleh grup nasyid Raihan. Lirik lagu tersebut diambil dari hadis Nabi yang termasuk ke dalam tema tentang kematian. Seluruh kandungan hadis tersebut mengingatkan kita agar tidak menyianyiakan kesempatan dan waktu yang telah Allah berikan kepada kita. Sebab kematian dan waktu adalah hal yang pasti.
Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, (1) waktu muda sebelum masa tua, (2) Waktu sehat sebelum masa sakit, (3) Waktu kaya sebelum miskin, (4) Masa luang sebelum masa sibuk, (5) Masa hidup sebelum datang kematian.”
Dalam lima perkara penting yang Rasulullah SAW sebutkan di hadist tersebut, terdapat makna pelajaran hidup yang mesti dipahami dan diterapkan. Abu Layyist Samarqandi mengatakan dalam Tanbihul Ghafilin bahwa lima perkara ini harus dipergunakan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari, karena lima perkara itu hanya terjadi sekali dan tidak akan terulang.
Pertama masa muda sebelum tua. Masa muda merupakan masa paling produktif bagi setiap orang. Sebagai pemuda kita harus membiasakan diri melakukan amal saleh seperti mengembangkan potensi diri dengan hal positif, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain dan perbanyak ibadah kepada Allah SWT. Sehingga kebiasaan di masa muda akan terbawa saat tua nanti.
Kedua sehat sebelum sakit. Kesehatan merupakan karunia dan nikmat yang sering kali terlupakan. Nabi pernah mengatakan dalam kesempatan lain bahwa sehat dan waktu adalah dua nikmat yang banyak manusia tertipu.
Mereka menyangka bahwa keduanya adalah sesuatu yang sewajarnya, padahal itu nikmat terbaik yang diberikan Allah pada setiap hamba-Nya. Untuk mensyukuri nikmat sehat yang diberi Allah SWT sudah sepatutnya kita menjaga kesehatan dengan baik.
Ketiga kaya sebelum miskin. Jika Allah memberikan karunia berlebih ingatlah itu hanya amanah yang dititipkan kepadamu. Berbagilah karena dalam harta yang kau miliki terdapat hak orang lain yang membutuhkannya demikianlah cara kita bersyukur dengan karunia berlebih yang diberikan-Nya.
Keempat masa luang sebelum sibuk.
Waktu luang seorang mukmin adalah waktu malam sebab di siang hari ia akan sibuk mencari rejeki yang dijanjikan Allah. Hal ini mengacu pada sabda Nabi bahwa “Malam itu panjang maka jangan membuatnya pendek (menyianyiakannya) dengan tidurmu dan siang itu terang jangan kau gelapkan dengan dosa-dosamu”.
Kelima hidup sebelum mati. Setiap yang hidup pasti akan mati, manusia tidak akan mengetahui kapan ajal akan menjemputnya dan bagaimana caranya. Maka beramallah selagi hidup sebelum datang kematianmu sebab penyesalan setelah ruh tercabut dari tubuh hanyalah sia-sia.
Lima perkara ini saling berkaitan apabila kita mengingat dan menerapkan dengan sebaik-baiknya akan menjadikan kita pribadi yang lebih bersyukur atas nikmat dan amanah yang telah diberikan oleh Allah SWT serta menjadikan manusia lebih memanfaatkan waktu dengan baik karena masa tersebut sangatlah singkat dan tidak dapat terulang.
Oleh: Nujiya Rusyda Mukhbita
Mahasiswi STEI Sebi
Gambar ; islamkafah.com
Dari Amru bin Maimun bin Mahran sesungguhnya Nabi Muhammad Saw berkata kepada seorang pemuda dan menasehatinya, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, (1) waktu muda sebelum masa tua, (2) Waktu sehat sebelum masa sakit, (3) Waktu kaya sebelum miskin, (4) Masa luang sebelum masa sibuk, (5) Masa hidup sebelum datang kematian.”
Dalam lima perkara penting yang Rasulullah SAW sebutkan di hadist tersebut, terdapat makna pelajaran hidup yang mesti dipahami dan diterapkan. Abu Layyist Samarqandi mengatakan dalam Tanbihul Ghafilin bahwa lima perkara ini harus dipergunakan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di kemudian hari, karena lima perkara itu hanya terjadi sekali dan tidak akan terulang.
Pertama masa muda sebelum tua. Masa muda merupakan masa paling produktif bagi setiap orang. Sebagai pemuda kita harus membiasakan diri melakukan amal saleh seperti mengembangkan potensi diri dengan hal positif, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain dan perbanyak ibadah kepada Allah SWT. Sehingga kebiasaan di masa muda akan terbawa saat tua nanti.
Kedua sehat sebelum sakit. Kesehatan merupakan karunia dan nikmat yang sering kali terlupakan. Nabi pernah mengatakan dalam kesempatan lain bahwa sehat dan waktu adalah dua nikmat yang banyak manusia tertipu.
Mereka menyangka bahwa keduanya adalah sesuatu yang sewajarnya, padahal itu nikmat terbaik yang diberikan Allah pada setiap hamba-Nya. Untuk mensyukuri nikmat sehat yang diberi Allah SWT sudah sepatutnya kita menjaga kesehatan dengan baik.
Ketiga kaya sebelum miskin. Jika Allah memberikan karunia berlebih ingatlah itu hanya amanah yang dititipkan kepadamu. Berbagilah karena dalam harta yang kau miliki terdapat hak orang lain yang membutuhkannya demikianlah cara kita bersyukur dengan karunia berlebih yang diberikan-Nya.
Keempat masa luang sebelum sibuk.
Waktu luang seorang mukmin adalah waktu malam sebab di siang hari ia akan sibuk mencari rejeki yang dijanjikan Allah. Hal ini mengacu pada sabda Nabi bahwa “Malam itu panjang maka jangan membuatnya pendek (menyianyiakannya) dengan tidurmu dan siang itu terang jangan kau gelapkan dengan dosa-dosamu”.
Kelima hidup sebelum mati. Setiap yang hidup pasti akan mati, manusia tidak akan mengetahui kapan ajal akan menjemputnya dan bagaimana caranya. Maka beramallah selagi hidup sebelum datang kematianmu sebab penyesalan setelah ruh tercabut dari tubuh hanyalah sia-sia.
Lima perkara ini saling berkaitan apabila kita mengingat dan menerapkan dengan sebaik-baiknya akan menjadikan kita pribadi yang lebih bersyukur atas nikmat dan amanah yang telah diberikan oleh Allah SWT serta menjadikan manusia lebih memanfaatkan waktu dengan baik karena masa tersebut sangatlah singkat dan tidak dapat terulang.
Oleh: Nujiya Rusyda Mukhbita
Mahasiswi STEI Sebi