7 Manfaat Dari Membaca yang bisa kita Dapatkan!
Sabtu, 19 Oktober 2019
Penitngnya Budaya Membaca
Perlu disadari bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi semua orang. Banyak hal yang dapat diperoleh dalam keidupan, jika seseorang rajin membaca. Di dunia pendidikan, menjadikan kegiatan membaca salah satu kebiasaan siswa merupakan harapan bagi semua orang tua dan tenaga pengajar di sekolah. Pembinaan kegiatan membaca ini, tidak lepas dari adanya minat yang besar dari dalam diri siswa untuk mau melakukannya serta pembelajaran bahasa Indonesia yang dikelola dengan baik oleh guru di sekolah.
Membaca yang pada hakikatnya termasuk kajian bahasa Indonesia dan dijadikan salah satu materi pengajaran yang penting, diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam membaca. Guru bahasa diharapkan dapat membantu siswa mengatasi kesulitan membaca dengan mengajarkan teknik membaca yang baik serta memanfaatkan fasilitas yang ada agar budaya baca dapat diwujudkan di sekolah.
Tetapi pada kenyataannya kegiatan membaca masyarakat di Indonesia khususnya para peserta didik masih membutuhkan pembinaan lebih. Hal ini sejalan dengan pendapat Hadi (2003) yang menyatakan bahwa kegiatan membaca masyarakat Indonesia masih rendah dan belum dijadikan sebuah kebiasaan. Banyak hal yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah minat baca setiap individu, khususnya siswa. Jika setiap siswa memiliki minat baca yang tinggi tentu kegiatan membaca akan lebih sering dilakukan siswa dimanapun ia berada, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
Penyebab kondisi rendahnya minta membaca siswa dipaparkan dalam penelitian Erna MS (2007) yang menyatakan rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka.
Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anakanaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan bahan bacaan di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah.
Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku. Dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk membaca.
Tujuan Utama Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning.
Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca.
7 Manfaat Membaca
Banyak manfaat yang diperoleh dari membaca. Dengan membaca kita dapat memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap peningkatan cara berfikir seseorang
Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif: 2011 ) menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain:
1. Meningkatkan pengembangan diri siswa
Dengan membaca siswa dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2. Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat kabar maupun berita dan artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan katakata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3. Memenuhi kepentingan hidup, dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang
5. Mengasah kerja otak
6. Meningkatkan sistem kerja memory manusia
7. Olahraga Mata
Pentingnya Kegiatan Membaca
Membaca pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk membentuk perilaku seorang siswa. Dengan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan.
Kegiatan membaca erat hubungannya dengan minat membaca itu sendiri, tanpa adanya minat siswa tidak akan tertarik untuk membaca. Minat merupakan faktor yang sangat penting yang ada dalam diri setiap manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi jika minat tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca.
Budayakan Membaca, Belajar dari Negara Maju!
Dalam budaya membaca, kita bisa menengok budaya membaca di Negara maju, yaitu Jepang. Dimana Jepang pernah menjadi Negara yang hancur karena kalah dari PD II, dan kota Nagasaki dan Hiroshima di bom oleh pihak sekutu. Kemudian Jepang bias bangkit kembali dari keterpurukannya. Salah satu yang digalakkan adalah budaya membacanya. Penduduk Jepang digalakkan agar kegiatan membaca dibudayakan.
Sifat dasar orang Jepang memang tekun dan pekerja keras. Selain itu rata-rata dari mereka mempunyai keinginan untuk selalu belajar dan selalu memperbaiki hasil kerja mereka. Mungkin sifat-sifat dasar ini menjadi salah satu pendukung kehebatan masyarakat Jepang dalam membangun negaranya. Keinginan untuk selalu belajar ini tercermin pada tingginya budaya baca dan tulis masyarakat Jepang.
Sejarah membuktikan Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun di bawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi.
Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fastlearner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85 persen sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia.
Rata-rata orang Jepang memang gemar membaca, atau paling tidak gemar mencari informasi -yang tampak remeh sekalipun- dari orang lain. Banyak penduduk Jepang memnafaatkan waktunya untuk membaca. Baik itu di dalam kereta, halte, taman dsb. Mereka membaca dengan duduk maupun berdiri.
Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Budaya ini dibangun lewat kebijakan penyadaran pentingnya membaca. Budaya baca memang menggelora ke seluruh lini kehidupan bermasyarakat Jepang. Budaya membaca diterima dan dipertahankan karena meyakinkan secara logis sebagai obor penerang masa depan.
Sehingga kita sebagai Negara yang berkembang bisa mencotoh apa yang dilakukan oleh pemerintah Jepang terhadap penduduknya untuk menciptakan budaya membaca. Dengan membaca penduduk Indonesia bisa menjadi Negara maju seperti Jepang. Karena dengan membaca, masyarakat Indonesia khusunya di kalangan anak muda dapat memberikan kontribusi dalam memajukan Negara kita.
Apabila sedari kecil belum dibiasakan membaca, maka kita bisa memulainya dari membaca Koran, artikel yang tulisannya tidak banyak seperti buku. Dengan begitu budaya membaca akan tumbuh di kalangan anak muda dengan sendirinya. Budaya membaca sendiri sangat bermanfaat bagi semua orang. Dengan membaca kita dapat menemukan hal-hal baru dalam tulisan yang kita baca.
Menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat berpikir secara kritis. Banyak sekali manfaat yang akan kita dapat dengan membaca. Dengan membaca, kita akan terhalang untuk masuk ke dalam kebodohan. Selain itu, orang akan dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. Kita akan mendapatkan banyak informasi dari kegiatan membaca tersebut.
Penyebab rendahnya budaya membaca di kalangan anak muda
Membaca adalah aktifitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskan kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Selain itu, membaca dapat diartikan juga semacam kreasi berpikir. Seharusnya, membaca sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita.
Namun, budaya membaca khususnya di kalangan remaja masih rendah. Mungkin hanya beberapa persen saja remaja yang suka membaca. Dalam hal ini, bacaan yang dimaksud adalah bacaan yang
berisi tentang pengetahuan yang dapat menambah wawasan seseorang. Kebanyakan para remaja suka membaca bacaan yang sifatnya menghibur, seperti komik, novel, dan majalah.
Padahal mengisi waktu dengan membaca, kita akan mendapatkan informasi dan pengetahuan. Sekecil apa pun pengetahuan yang didapatkan, akan sangat berguna untuk kita. Dalam buku psikologi perkembangannya, Hurlock menyebutkan bahwa mahasiswa dalam masa remajanya berada pada masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Minat baca di kalangan remaja di kota-kota besar secara kasat mata telah tumbuh dengan baik. Meskipun hal itu hanya sebatas untuk jenis bacaan tertentu khususnya bacaan yang menghibur, namun kebiasaan membca ini secara bertahap dapat diarahkan kepada buku-buku yang membantu perkembangan jiwa remaja. Hal ini penting karena minat membaca sangat berkaitan dengan pendidikan dan pembinaan generasi muda sebagai aset berharga bagi suatu bangsa. Minat baca pada kalangan ini harus ditumbuhkan sejak mereka masuk usia taman kanak-kanak atau setidaknya ketika memasuki sekolah dasar.
Banyak sekali yang menyebabkan budaya membaca di kalangan remaja masih sangat rendah. Sebagai penguat, ternyata banyak remaja yang lebih menyukai mengoleksi kaset atau CD lagu-lagu di kamarnya daripada mengoleksi buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan. Selain itu, mereka lebih suka jalan-jalan ke mall daripada mengunjungi toko buku atau perpustakaan. Ini menandakan bahwa minat baca mereka masih sangat kurang.
Kemajuan teknologi informasi sekarang juga sudah berkembang dengan cepat dan maju setiap harinya. Salah satunya yang paling berkembang adalah adanya internet dan game yang sudah akrab di kalangan anak muda. Mereka banyak menghabiskan waktunya hanya untuk surfing internet dan bermain game. Karena sekarang internet dan game sudah bisa dinikmati melalui handphone atau ipad yang sudah dilengakapi dengan aplikasi-aplikasi canggih. Sehingga dapat memanjakan penggunanya dalam melakukan kegiatan tersebut.
Surfing internet masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Hanya saja apa yang dilihat bukan hanya tulisan, tetapi hal-hal visual lainnya yang kadangkala kurang tepat bagi konsumsi anak-anak dan remaja. Perlu adanya usaha-usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan remaja. Salah satunya kita dapat mengadopsi budaya yang dikembangkan oleh Jepang.
Di sana diterapkan 20 menit membaca, artinya setiap hari satu orang wajib membaca buku 20 menit sebelum tidur. Hal ini diterapkan oleh setiap warga Jepang sejak mereka masih kecil. Jika hal ini kita lakukan, maka tentunya budaya membaca akan lebih mendarah daging di dalam diri kita. Disini bukan menjadikan membaca sebagai kewajiban, tetapi menjadikan membaca buku sebagai suatu kebutuhan. Dengan begitu terdapat kepuasan batin setelah membaca.
Budaya Membaca di Kalangan Anak Muda
Kegiatan membaca pada remaja sangatlah esensial karena masa remaja adalah masa terpenting dalam kehidupan manusia.. Pada masa remaja berbagai informasi akan menentukan perkembangan moral dan kepribadiannya. Bahan bacaan merupakan masukan yang penting bagi perkembangan mental seorang remaja, oleh karena itu apabila bahan bacaan anak dan remaja tidak diseleksi dengan baik, dan tanpa pengarahan dan penjelasan dari guru dan orang tuanya, maka akan mempengaruhi perkembangan psikologis seseorang.
Cara yang baik digunakan untuk meningkatkan budaya membaca di kalangan remaja adalah dengan memberikan keterampilan menulis. Misalnya memberikan tugas-tugas untuk membuat tulisan, seperti
karangan, artikel, karya ilmiah, dan lain-lain. Dengan begitu, para remaja akan lebih terpacu untuk membaca. Terlebih lagi untuk para remaja yang suka menulis. Karena asumsinya, untuk menulis sebuah karya, setidaknya seseorang membutuhkan banyak bacaan untuk pembanding, referensi, atau bahan bacaan.
Aktivitas remaja yang sangat bervariasi membutuhkan pendidik yang kreatif dimana hal yang mendasar untuk meningkatkan minat baca bagi remaja adalah dengan membiasakan seseorang untuk membaca sejak masih anak-anak. Yang terbaik adalah dengan menyentuh hati remaja agar timbul minat membaca dari dirinya sendiri dan bukan karena paksaan dari orang tua.
Faktor lainnya yang perlu didorong agar membaca dapat lebih membudaya di kalangan para remaja adalah mengubah pola kebiasaan menghabiskan akhir pekannya. Banyak remaja yang menghabiskan akhir pekannya dengan teman-teman mereka, bukan dengan keluarganya masing-masing. Remaja umumnya berkumpul dengan teman-temannya untuk hang out bareng atau sekedar ngobrol bareng di suatu tempat. Jarang diantara mereka yang menghabiskan akhir pekannya untuk lebih memilih berjalan-jalan ke toko buku atau perpustakaan.
Banyak anak muda sekarang lebih suka mengobrol dengan temantemannya daripada membaca. Bahkan di sekolah saja, mereka lebih suka ke kantin hanya untuk sekedar jajan ataupun mengobrol dengan temannya. Jarang sekali mereka mendatangi perpustakaan untuk membaca buku, Koran atau artikel yang telah disediakan di dalam perpustakaan.
Kalaupun pergi ke perpustakaan, mereka hanya mencari buku-buku yang digunakan untuk mengerjakan tugas yang disuruh oleh guru. Sehingga mereka jarang membaca dengan inisiatif sendiri. Kita sebagai remaja harus mengubah menghabiskan akhir pekan tersebut, karena dengan begitu akan lebih mengasah intektulitas dan akan mengakrabkan kita dengan buku-buku yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada kita.
Meningkatkan minat baca pada remaja perlu didukung oleh gerakan meningkatkan penulisan buku. Terbitnya buku-buku hasil karya putera-puteri bangsa Indonesia akan meningkatkan kepercayaan bahwa anak bangsa kita inovatif. Hadirnya buku-buku karya remaja Indonesia sebagai penulis muda yang kreatif dan produktif, sangatlah membanggakan.
Oleh karena itu, kini generasi baru penulis muda Indonesia membutuhkan pemerintah untuk mendukung hak berkreasi mereka melalui berbagai kebijakan. Program ini harus merupakan kegiatan yang terpadu baik di sekolah ataupun luar sekolah, baik di pemerintahan ataupun kalangan swasta.
Para penulis harus diberi kemudahan dan fasilitas yang memadai.
Para penerbit diberi bantuan agar mempermudah mereka membantu para penulis baik dalam honorarium, insentif, serta royalti agar mereka bersemangat menerbitkan buku-buku baru yang murah. Pemerintah perlu menyediakan subsidi yang besar agar biaya produksi buku menjadi murah dan mudah, sehingga dapat dijual dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat luas.
Toko buku juga menjadi salah satu faktor penting yang bisa menyediakan tempat untuk menampung buku-buku yang telah terbit. Menjamurnya toko buku semakin diminati oleh masyarakat dan memudahkan kita untuk membeli buku-buku. Persaingan Diskon semakin menyemarakkan toko buku dalam menjaring pelanggan. Seringkali pula di suatu mall juga diadakan pesta buku –book fair- dengan bermacammacam diskon.
Gerakan meningkatkan budaya membaca harus merupakan bagian dari budaya masyarakat. Di era reformasi yang penuh keterbukaan seperti saat ini komunikasi adalah pintu gerbang kesuksesan. Dan dalam masyarakat yang sangat beragam maka komunikasi, termasuk melalui media cetak dan buku-buku, harus dapat diakses oleh berbagai kalangan.
Secara keseluruhan dapat kita lihat bahwa budaya membaca di kalangan remaja masih rendah. Dan ini perlu dan wajib ditingkatkan. Dimulai dari kesadaran remaja tersebut untuk mengubah kebiasaannya agar mau akrab dengan buku-buku yang dapat memberikan wawasan. Dengan membaca, akan menjadikan kita sebagai manusia yang mempunyai wawasan dan akan jauh dari kebodohan. Jika kita jauh dari kebodohan, tentunya akan jauh dari kemiskinan. Maka kesejahteraan bangsa Indonesia akan lebih baik.
Kesimpulan
Apabila sedari kecil belum dibiasakan membaca, maka kita bisa memulainya dari membaca Koran, artikel yang tulisannya tidak banyak seperti buku. Dengan begitu budaya membaca akan tumbuh di kalangan anak muda dengan sendirinya. Budaya membaca sendiri sangat bermanfaat bagi semua orang. Dengan membaca kita dapat menemukan hal-hal baru dalam tulisan yang kita baca. Menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat berpikir secara kritis.
Banyak sekali manfaat yang akan kita dapat dengan membaca. Dengan membaca, kita akan terhalang untuk masuk ke dalam kebodohan. Selain itu, orang akan dapat mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. Kita akan mendapatkan banyak informasi dari kegiatan membaca tersebut.
Membaca adalah aktifitas memahami, menafsirkan, mengingat, lalu yang terakhir adalah menuliskan kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Selain itu, membaca dapat diartikan juga semacam kreasi berpikir.
Seharusnya, membaca sudah menjadi budaya yang mendarah daging di tubuh kita. Namun, budaya membaca khususnya di kalangan remaja masih rendah. Mungkin hanya beberapa persen saja remaja yang suka membaca. Dalam hal ini, bacaan yang dimaksud adalah bacaan yang berisi tentang pengetahuan yang dapat menambah wawasan seseorang.
Kebanyakan para remaja suka membaca bacaan yang sifatnya menghibur, seperti komik, novel, dan majalah. Secara keseluruhan dapat kita lihat bahwa budaya membaca di
kalangan remaja masih rendah. Dan ini perlu dan wajib ditingkatkan. Dimulai dari kesadaran remaja tersebut untuk mengubah kebiasaannya agar mau akrab dengan buku-buku yang dapat memberikan wawasan. Dengan membaca, akan menjadikan kita sebagai manusia yang mempunyai wawasan dan akan jauh dari kebodohan. Jika kita jauh dari kebodohan, tentunya akan jauh dari kemiskinan. Maka kesejahteraan bangsa Indonesia akan lebih baik.
Saran
Buku adalah jendela dunia, istilah yang sudah sering kita dengar. Kita sebagai masyarakat Indonesia khusunya anak muda harus bisa meumbuhkan minat membaca dan menciptakan budaya membaca. Dengan membaca kita tidak hanya dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang luas, namun juga bisa berpikir secara kritis.
Kita bisa membaca dari hal-hal yang kecil seperti membaca Koran, artikel, jurnal. Dengan memulai dari hal-hal yang kecil maka akan terbiasa membaca dan bisa melanjutkan membca buku-buku yang isinya lumayan tebal dan berbobot.
Oleh : Umi Ma’rufah Uswatun Hasanah
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Moeliono, A. M. 1988. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Rineka Cipta
Sutarno. (2006). Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
Widagdho, Djoko. (1994). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.