4 Usulan Pakar UPI kepada Nadiem Makari dalam Merombak Kurikulum
Kamis, 07 November 2019
Mediasiana.com - 4 Usulan Pakar UPI kepada Nadiem Makari dalam Merombak Kurikulum. Halo sobat mediasiana, kali ini mimin akan membahas tentang sebuah berita dari dunia Pendidikan.
Dilansir dari tempo.co bahwa Pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ace Suryadi memberikan masukan kepada Mendikbud perihal kurikulum Pendidikan di Indonesia.
Ace Suryadi mengungkapkan bahwa kurikulum yang ada Indonesia harus dirubah karena pada dasarnya kurikulum seperti ini sudah ketinggalan jauh dan tidak efektif mengingat jaman sekarang ini saja sudah pada fase Revolusi Industri 4.0. Alasannya adalah kurikulum saat ini lebih berbasis pada konten pelajaran teori ketimbang aplikasi atau terapan.
Bapak Presiden Jokowi juga memerintahkan Mendikbud Nadiem Makari untuk melakukan perombakkan kurikulum secara besar-besaran.
Ace juga mengungkap
“Saya kira sudah waktunya sekarang,” kata guru besar dari Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung itu, Rabu, 6 November 2019.
Menurut Ace kurikulum sekolah sekarang ini lebih banyak memuat teori ilmu. Anak-anak diajari ilmu pengetahuan sejak kecil. “Padahal mereka tidak bakal jadi ilmuwan semua, paling yang jadi ilmuwan nggak sampai satu persen,” ujarnya.
Sebagian besar siswa akan terjun untuk bergaul dan bekerja di masyarakat. Karena itu perubahan kurikulum SD, SMP, SMA sebagai pendidikan dasar harus jadi prioritas. “Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan Mendikbud,” kata Ace.
Kurikulum sekolah menurutnya tidak perlu diorganisir dalam mata pelajaran seperti sekarang. Ace mengatakan perlu kemasan baru kurikulum dalam bentuk program-program pendidikan.
Program itu dibagi empat. Pertama program pendidikan literasi agar siswa berkemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning skills). “Karena itu adalah tema sentral industri 4.0, setiap orang dituntut memilikinya.”
Program berkomposisi sekitar 25 persen dari kurilukum sekolah itu harus memuat kemampuan membaca agar siswa memahami isi bacaan dengan cepat dan tepat.’ Kemudian kemampuan menulis untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat secara jelas, tegas, dan santun.
Lalu kemampuan menyimak, serta mampu menuturkan secara lisan gagasan dan pendapat yang mudah difahami secara santun. “Satu lagi adalah matematika dasar, yaitu memahami logika angka, ruang dan bidang atau yang disebut numerasi.”
Program kedua yaitu pengetahuan dasar (basic learning content) yang kini dipelajari di SD hingga SMA. “Nantinya pendidikan pengetahuan dasar perlu disampaikan secara tematik,” kata Ace. Tujuannya untuk mengenalkan dan menganalisis tema atau isu sosial di lingkungan sekitarnya. Porsi bagian program kurikulum ini cukup 25 persen.
Program kurikulum ketiga yang berporsi 40 persen yaitu kecakapan terpakai (applied skills) atau sebelumnya disebut kecakapan hidup (life skills). Materinya berbasis kebutuhan daerah sehingga perlu dirancang kurikulumnya oleh pemerintah daerah. Sekolah juga perlu memfasilitasi minat siswa seperti berbisnis, olahraga, seni, teknologi informatika, dan menunya harus disiapkan.
Kemudian program kurikulum berporsi 10 persen untuk pendidikan perekat NKRI, misalnya pendidikan karakter bangsa, agama, PPKN, sejarah nasional, Bahasa Indonesia.
Ace yakin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bisa mengganti kurikulum seperti itu. “Karena beliau punya wewenang, kekuasaan dan pengalaman di bidang digital,” kata dia. Adapun aspek teknologi digital menurutnya adalah alat bukan isi dari kurikulum . Teknologi itu dapat diaplikasikan untuk pembelajaran semua isi program kurikulum
Dilansir dari tempo.co bahwa Pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Ace Suryadi memberikan masukan kepada Mendikbud perihal kurikulum Pendidikan di Indonesia.
Ace Suryadi mengungkapkan bahwa kurikulum yang ada Indonesia harus dirubah karena pada dasarnya kurikulum seperti ini sudah ketinggalan jauh dan tidak efektif mengingat jaman sekarang ini saja sudah pada fase Revolusi Industri 4.0. Alasannya adalah kurikulum saat ini lebih berbasis pada konten pelajaran teori ketimbang aplikasi atau terapan.
Bapak Presiden Jokowi juga memerintahkan Mendikbud Nadiem Makari untuk melakukan perombakkan kurikulum secara besar-besaran.
Ace juga mengungkap
“Saya kira sudah waktunya sekarang,” kata guru besar dari Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung itu, Rabu, 6 November 2019.
Menurut Ace kurikulum sekolah sekarang ini lebih banyak memuat teori ilmu. Anak-anak diajari ilmu pengetahuan sejak kecil. “Padahal mereka tidak bakal jadi ilmuwan semua, paling yang jadi ilmuwan nggak sampai satu persen,” ujarnya.
Sebagian besar siswa akan terjun untuk bergaul dan bekerja di masyarakat. Karena itu perubahan kurikulum SD, SMP, SMA sebagai pendidikan dasar harus jadi prioritas. “Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan Mendikbud,” kata Ace.
Kurikulum sekolah menurutnya tidak perlu diorganisir dalam mata pelajaran seperti sekarang. Ace mengatakan perlu kemasan baru kurikulum dalam bentuk program-program pendidikan.
Program itu dibagi empat. Pertama program pendidikan literasi agar siswa berkemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning skills). “Karena itu adalah tema sentral industri 4.0, setiap orang dituntut memilikinya.”
Program berkomposisi sekitar 25 persen dari kurilukum sekolah itu harus memuat kemampuan membaca agar siswa memahami isi bacaan dengan cepat dan tepat.’ Kemudian kemampuan menulis untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat secara jelas, tegas, dan santun.
Lalu kemampuan menyimak, serta mampu menuturkan secara lisan gagasan dan pendapat yang mudah difahami secara santun. “Satu lagi adalah matematika dasar, yaitu memahami logika angka, ruang dan bidang atau yang disebut numerasi.”
Program kedua yaitu pengetahuan dasar (basic learning content) yang kini dipelajari di SD hingga SMA. “Nantinya pendidikan pengetahuan dasar perlu disampaikan secara tematik,” kata Ace. Tujuannya untuk mengenalkan dan menganalisis tema atau isu sosial di lingkungan sekitarnya. Porsi bagian program kurikulum ini cukup 25 persen.
Program kurikulum ketiga yang berporsi 40 persen yaitu kecakapan terpakai (applied skills) atau sebelumnya disebut kecakapan hidup (life skills). Materinya berbasis kebutuhan daerah sehingga perlu dirancang kurikulumnya oleh pemerintah daerah. Sekolah juga perlu memfasilitasi minat siswa seperti berbisnis, olahraga, seni, teknologi informatika, dan menunya harus disiapkan.
Kemudian program kurikulum berporsi 10 persen untuk pendidikan perekat NKRI, misalnya pendidikan karakter bangsa, agama, PPKN, sejarah nasional, Bahasa Indonesia.
Ace yakin Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bisa mengganti kurikulum seperti itu. “Karena beliau punya wewenang, kekuasaan dan pengalaman di bidang digital,” kata dia. Adapun aspek teknologi digital menurutnya adalah alat bukan isi dari kurikulum . Teknologi itu dapat diaplikasikan untuk pembelajaran semua isi program kurikulum