4 Hal Menakjubkan Jika Ujian Nasional di Hapus di Indonesia
Minggu, 01 Desember 2019
Mediasiana.com - Hal menakjubkan kalau Ujian Nasional di Hapus. Pada akhir-akhir ini sedang heboh dan ramai tentang pemberitaan ujian nasional (UN) akan dihapus oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nadiem Makarim. Rencana penghapusan UN ini dilatarbelakangi karena beberapa alasan, salah satunya karena dianggap membebani siswa.
Ujian Nasional di Hapus
Jika kita pikir-pikir lagi, UN itu kenyataannya memang benar membebani siswa. Sebab mayoritas siswa, banyak yang beranggapan kalau nilai ujian itu bisa jadi sebagai tolak ukur keberhasilan nanti. Oleh karena itu kebanyakannya mereka ini akan berlomba-lomba meraih nilai sebesar-besarnya.
Padahal kenyataannya, nilai UN tidak bisa jadi tolak ukur keberhasilan di masa depan. Nilai juga tidak bisa dijadikan sebuah tolak ukur prestasi. Apa yang akan membuatmu bisa berhasil kelak di masa mendatang bukan sebuah nilai, melainkan kerja keras, kegigihan, pantang menyerah, inovasi dan juga kreatifitas.
Jika Ujian Nasional benar-benar dihapus, bisa jadi empat hal menakjubkan ini akan bisa terjadi. Sistem pendidikan Indonesia akan mengalami perubahan drastis ke arah yang lebih baik.
4 Hal Menakjubkan yang Mungkin Terjadi Jika Ujian Nasional Dihapus di Indonesia
1. Lebih Fokus Pada Pengembangan Diri Siswa
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih banyak fokus menempa siswanya agar bisa mendapatkan nilai yang bagus, tapi malah melupakan sesuatu yang lebih penting, yaitu pengembangan diri.
Sebenarnya pengembangan diri ini bisa disebut sebagai proses pengembangan bagi kemampuan siswa atau soft skill. Setelah UN dihapuskan, maka diharapkan siswa akan lebih fokus untuk lebih mengembangkan bakat yang dimilikinya, bukan hanya fokus mempelajari semua mata pelajaran yang ada, emang dirinya itu manusia super bisa dan serakah semua mata pelajaran di pelajari namun fokusnya dalam sebuah bakat jadi buyar, kalau toh belajar pndidikan lebih fokus saja di satu mata pelajaran itu lebih bagus dan mendalam sisanya lebih pengembangan diri siswa.
ilustrasi gambar siswa-siswi stress saat Ujian Nasional
Misalkan, seorang siswa itu mempunyai bakat dibidang musik, maka yang harus dilakukan adalah fokus belajar utamanya ke musik. Dan contoh lain lagi, misalnya ada siswa yang bakatnya programing, maka bisa di fokusnya belajar pemograman. Bukannya malah dituntut harus bisa semua pelajaran atau jam sekolah sampai sore, kan otak manusia itu ada kapasitasnya, iya nggak ? ;)
Fokus saja pada pengembangan diri dan juga bakatmu. Karena itu yang mungkin bisa membuatmu sukses kelak.
2. Siswa Tidak Lagi Menjadikan Nilai Sebagai Tolak Ukur Kesuksesan
Salah satu kelemaham dari sistem pendidikan Indonesia yaitu menjadikan nilai ini sebagai tolak ukur. Nilai adalah segalanya, nilailah yang menentukan dan nilailah yang bisa jadi kebanggaan para pelajar. Padahal apa yang bisa dilakukan dengan nilai, tetap saja di kehidupan nyata, yang dituntut itu bukan sebuah nilai, akantetapi kemampuan seorang pelajar tersebut.
Percuma nilai pelajar bagus, tapi skillnya nol besar, Anda tidak akan bisa apa-apa. Bahkan tidak akan ada perusahaan yang membutuhkanmu, Anda juga tidak bisa menciptakan usaha sendiri kalau tidak punya modal, skill dan juga tekad.
Adanya UN ini membuat siswa berpikir, kalau nilai adalah segalanya. Nah kalau UN ini dihapuskan, mudah-mudahan, para siswa bisa berpikir kalau nilai itu bukan nomor satu, tapi skill merekalah yang nomor satu.
3. Nantinya Bersekolah Akan Jauh Lebih Menyenangkan
Kebanyakan siswa malas bersekolah itu karena mereka malas dan terbebani, terlalu banyak yang dipikirkan sesampai di sekolahan. Bayangkan saja, berjam-jam harus berpikir, apalagi yang sekolahnya sistem full day, maka ini dapat membuat siswa makin stres. Kalau stres, mana bisa berkreasi? Mau latihan DrumBand atau pengembangan diri aja Sore hari jam 5 Lewat baru bisa latihan ? inikah yang namanya Pendidikan yang bagus ?
Dengan dihapuskannya Ujian Nasional, kemungkinan besar kondisi bersekolah akan jauh lebih menyenangkan, karena para siswa tidak akan lagi terbebani lagi oleh yang namanya nilai. Dengan begitu siswa akan bisa lebih fokus pada pengembangan bakatnya. Jika siswa ini belajar di bidang yang tepat, mereka akan cenderung enjoy mengerjakannya.
4. Tidak Akan Ada Lagi Pembeda Antara Si Pintar Dan Si Bodoh :)
Dengan Adanya sistem nilai akan membuat perbedaan antara si pintar dan si bodoh. Padahal belum tentu di masa dpan si pintar bakalan sukses. Kenyataannya, banyak yang dulunya bodoh secara akademik,eh tapi dia jadi sosok pengusaha sukses, bener gak?, dan yang pintar itu jadi bawahannya :)
Pintar pada akademik itu tidak menjamin apapun ya gengs, yang menjamin itu adalah cerdas menilai situasi kondisi, kemudian berani action, miliki sikap pekerja keras dan jangan pernah menyerah, itu yang bagus !
Dengan dihapuskannya Ujian Nasional diharapkan bisa menghapus stigma akan perbedaan antara si pintar dan si kaya. Kita ini semua sama, memiliki potensi yang sama, hanya yang membedakan itu kemauan dan tekad yang kuat. Betul ?
Sebagai pemantap, kita bisa melihat pola pendidikan Luar Negeri terbaik di Dunia, contohnya saja seperti di Negara Finlandia , di negara tersebut Tidak Ada UN dan PR gengs!
Negara dengan sistem pendidikan terbaik di Dunia adalah Finlandia
Ketika berbicara perihal sistem pendidikan dunia yang paling baik, pasti jawabannya adalah Negara Finlandia. Ya, Finlandia ini memang menyandang predikat sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
Dibalik semua ini, ternyata ada yang menarik di balik sistem pendidikan terbaik di dunia ini, tentunya ini sulit dipercaya. Yang membuat anehnya adalah pendidikan di Finlandia ini tidak berlaku atau tidak menerapkan ujian nasional (UN) dan siswanya juga tidak diberikan pekerjaan rumah (PR).
Memang unik ya, tapi begitulah nyatanya yang ada, pada sistem pendidikan di Finlandia. Sistem pendidikan di Finlandia sana tidak seribet pendidikan yang ada di kebanyakan mayoritas negara maju maupun berkembang pada umumnya. Meskipun demikian, para siswanya juga terkenal cerdas dan siap menghadapi kerja nyata louh.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang sistem pendidikan di Negara Finlandia, yuk intip fakta-faktanya dalam ulasan berikut ini. Sepertinya Indonesia harus meniru Finlandia deh dari segi sistem pendidikan ini.
Sistem Pendidikan di Negara Finlandia
1. Waktu Sekolah Di Finlandia Cuma 4-5 Jam Sehari
Di Negara Finlandia, jam sekolah disana tidak lama seperti di Negara Indonesia. Di Finlandia, jam sekolahnya hanya 4-5 jam sehari, itu pun sudah termasuk istirahat lou gengs. Sistem pendidikan di Finlandia untuk SMP dan SMA saja hampir sama dengan kuliah, jadidi siswa akan datang ke sekolah tersebut sesuai dengan jadwal yang dipilih.
Pemerintah Finlandia juga menganggap pendeknya jam sekolah ini bisa membuat para pelajar akan lebih produktif lagi. Disana, para siswa lebih banyak diberikan waktu untuk menerapkan ilmu sekolah di kehidupan nyatanya. Jadi antara teori dan praktik berada dalam keseimbangan.
2. Di Finlandia Tidak Ada UN
Pendidikan di Negara Finlandia tidak menjadikan nilai sebagai tolak ukur. Karena mereka tahu bahwa bukan ujian yang akan menentukan siswanya lulus atau tidak, tapi gurulah yang akan langsung menentukannya. Karena Guru dianggap paling tahu kemampuan muridnya. Mantap guys !
Oleh karena itu di Negara Finlandia sejak lama sudah menghapus sistem Ujian Nasional. Pemerintah disana menganggap ujian nasional hanya akan membebani siswa saja dan menghabiskan banyak anggaran. Di sisi lain juga Ujian Nasional ini dianggap tidak membawakan dampak pada kehidupan nyata.
3. Di Finlandia Tidak Ada PR
Selain tidak ada UN, di Negara Finlandia juga tidak ada yang namanya Pekerjaan rumah ( PR ). Karena Pekerjaan rumah ini dianggap bisa membebani para siswa dan membatasi siswa untuk bisa berkembang di kehidupan nyata. Jadi para siswa disana diberi kebebasan untuk mengembangkan dirinya sehabis mereka pulang sekolah, bukan malah membebaninya bersekolah sampai sore hari.
4. Di Finlandia Tidak Ada Sistem Ranking
Di Negara Finlandia tidak menerapkan sebuah sistem ranking di kelas. Karena semua siswa dianggap ranking 1, karena mereka lebih fokus mengasah soft skill bukan mencari nilai tertinggi di antara teman-temannya. Para siswa juga tidak hanya akan diajari teori saja, tapi juga cara praktikanya.
Penutup
Sistem pendidikan di Negara Finlandia ini terkenal sebagai sistem pendidikan terbaik di dunia. Uniknya adalah, meski pemerintah di Finlandia tidak mengenal Ki Hadjar Dewantara, akantetapi terdapat kesamaan antara konsep pendidikan di Negara Finlandia dengan prinsip-prinsip pendidikan yang di ajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara yang sudah ditulis puluhan tahun lalu.
Dalam sebuah buku “Pusara” (1940), Ki Hadjar Dewantara menyatakan :
“jangan menyeragamkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa diseragamkan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi”.
Kesamaan yang lainnya adalah, adanya pengaruh besar terhadap kesetaraan pada kinerja pendidikan, “rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pendidikan berkualitas sesuai kepentingan hidup kebudayaan dan kepentingan hidup kemasyarakatannya”.
Sudah 80 tahun yang lalu, dalam buku Keluarga, Ki Hadjar Dewantara berpendapat, “anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik, tak mungkin pendidik ‘mengubah padi menjadi jagung’ atau sebaliknya”. Jadi terdapat konsep yang sama jika merujuk pada pandangan pemerintah di Finlandia, yangmana pemerintah Finlandia menganggap standarisasi kaku dan berlebihan merupakan musuh kreativitas.
Kesamaan yang terakhir juga muncul dalam Mimbar Indonesia (1948) saat Ki Hadjar Dewantara menganggap bahwa “bermain adalah tuntutan jiwa anak untuk menuju ke arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani”. Secara singkat, Finlandia juga selalu menekankan bahwa anak harus bermain.
Di era tahun 1960-an, pendidikan di Negara Finlandia pernah mengalami titik nadir, bahkan disana sempat kalah dari Amerika Serikat. Tapi seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan di Negara Finlandia tersebut terus membaik, membaik, dan membaik. Hingga pada masa awal tahun 2000-an, Negara Finlandia ini disebut sebagai negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia. Jauh di atas Amerika, apalagi Negara Indonesia.
Terkait akan hal ini, satiris dan juga aktivis anti-perang dari Amerika Serikat Michael Moore tertarik dan ingin mencari jawabannya. Satu pertanyaan-pun ia lontarkan pada waktu itu, “apa yang telah mereka lakukan di Finlandia ?”. Dan Moore tahu ke mana harus mencari jawabannya yang sebenarnya. Benar, yaitu pada Menteri Pendidikan Finlandia. Dan Anda tahu, apa jawaban dari Ibu Menteri Krista Kiuru terkait pertanyaan Moore tadi? “bahwa pelajar di sini, mereka tidak pernah diberi PR!”. Ibu Menteri kemudian melanjutkan, “mereka ini harus menjadi anak-anak, menjadi seorang remaja, untuk bisa menikmati hidup”.
Setelah dari Menteri Pendidikan, kemudian Moore melanjutkan petualangannya ke sekolah-sekolah disana. Kepada salah seorang guru ia-pun bertanya,”. “Tiga jam sehari, 20 jam dalam seminggu”, jawab guru tersebut. Kata guru di Finlandia, dia mengutarakan bahwa pendidikan di sekolah ini tiga jam itu tidak diseluruhnya di dalam kelas, justru kegiatan di luar kelas yang lebih diperbanyak.
“Jika para siswa di beri PR, PR, dan PR, tidak ada waktu buat mereka untuk belajar, dan itu juga tidak dapat berguna untuk mereka dalam jangka panjang”, ujar Leena Liusvaara, salah satu seorang kepala sekolah di Negara Finlandia.
Memang benar, murid-murid di Negara Finlandia memiliki masa pendidikan yang paling pendek kalau dibanding di negara-negara lainnya. Meski demikian, mereka malah lebih berprestasi dibandingkan dengan murid-murid di belahan dunia lainnya.
“Kami mengajari mereka ini untuk bahagia, untuk bisa menghargai orang lain dan juga menghargai dirinya sendiri”, ujar seorang guru matematika di negara yang terletak di wilayah Eropa Utara itu (Finlandia).
Hebat bukan, sistem pendidikan di Negara Finlandia? Kalau sistem pendidikan itu diterapkan di Indonesia, jadinya yah?. Bagaimana menurutmu Anda, apakah Anda setuju UN dihapus :) ?