Aku Sudah Tidak Perawan
Kamis, 02 Januari 2020
Mediasiana.com - Aku sudah tidak perawan!. Bagi seorang gadis, keperawanan adalah kehormatan, ini bukan hanya tentang selaput tipis, lebih dari itu !
Karena perawan artinya ia mampu menjaga dirinya dengan baik, tak dikendalikan oleh cinta buta ataupun hawa nafsu. Namun tentu apabila hal tersebut sudah terenggut darinya, pembahasannya bukan penting atau tidak penting lagi hal itu.
Tapi berganti menjadi apakah ia akan terus terjebak dalam kesalahn atau bettekad memperbaiki segalanya. Memang berat memperbaiki apa yang sudah terlanur berantakan, tapi membiarkannya terus menerus begitu juga tidak tepat adanya.
Perlahan kita rapikan, satu prsatu benang kusut itu kita urai, hingga kelak menjadi layak ketika kembali pada pemiliknya.
Bukankah kita semua adalah milik Allah dan tubuh ini adalah pinjaman dari-Nya ?
Ia meminjamkan dengan kondisi terbaik, maka selayaknya kita mengembalikannya dengan kondisi yang tidak baik ?
Kini beranjaklah, selama nafas masih berhembus, kesempatan untuk mendapatkan hidup lebih baik tentu masih ada, kesempatan menjadi bidadari surga masihterbuka.
Apakah masih ada yang mau menerima wanita yang sudah menjadi serpihan kaca ?
Pertama, tiada penerimaan yang lebih sempurna daripada penerimaan Allah, maka kau tau kemana pertamakali kau harus kembali..
Kedua, apabila Allah berkehendak, tentu akan ada seseorang yang rela berdarah-darah menyusun kembali serpihan-serpihan kaca itu, hingga kembali menjadi satu kesatuan yang utuh dan terus menjaganya bersama sampai Allah memanggil keduanya.
Karena perawan artinya ia mampu menjaga dirinya dengan baik, tak dikendalikan oleh cinta buta ataupun hawa nafsu. Namun tentu apabila hal tersebut sudah terenggut darinya, pembahasannya bukan penting atau tidak penting lagi hal itu.
Tapi berganti menjadi apakah ia akan terus terjebak dalam kesalahn atau bettekad memperbaiki segalanya. Memang berat memperbaiki apa yang sudah terlanur berantakan, tapi membiarkannya terus menerus begitu juga tidak tepat adanya.
Perlahan kita rapikan, satu prsatu benang kusut itu kita urai, hingga kelak menjadi layak ketika kembali pada pemiliknya.
Bukankah kita semua adalah milik Allah dan tubuh ini adalah pinjaman dari-Nya ?
Ia meminjamkan dengan kondisi terbaik, maka selayaknya kita mengembalikannya dengan kondisi yang tidak baik ?
Kini beranjaklah, selama nafas masih berhembus, kesempatan untuk mendapatkan hidup lebih baik tentu masih ada, kesempatan menjadi bidadari surga masihterbuka.
Apakah masih ada yang mau menerima wanita yang sudah menjadi serpihan kaca ?
Pertama, tiada penerimaan yang lebih sempurna daripada penerimaan Allah, maka kau tau kemana pertamakali kau harus kembali..
Kedua, apabila Allah berkehendak, tentu akan ada seseorang yang rela berdarah-darah menyusun kembali serpihan-serpihan kaca itu, hingga kembali menjadi satu kesatuan yang utuh dan terus menjaganya bersama sampai Allah memanggil keduanya.