Kisah Anak Tukang Jagung Bakar Sukses Jadi Pilot Wanita Pertama di TNI AD
Senin, 13 Januari 2020
Mediasiana.com - Diba atau kini sebutannya Letda CPN (K) Puspita Ladiba, seorang wanita asal Medan ini menjadi Pilot Pertama di TNI AD. Dirinya kini mnejabat sebagai Co Pilot TNI AD. Dilansir dari situs Merdeka.com beginilah kisah Puspita Ladiba di kupas. Puspita Ladiba ini menceritakan kisah hidupnya.
Ladiba adalah anak dari keluarga yang sederhana, dirinya dulu waktu SLTA Handphone saja tidak punya sedangkan teman-teman yang lain sudah pada punya.
Yuotube TNI AD
Puspita Ladiba Juga pernah menjadi Anggota Paskibraka, bahwa dirinya dulu lolos menjadi anggota Paskibraka Kota Medan. Karena kegigihannya Ladiba ini berhasil mewakili Sumatra Utara untuk bisa menjadi Paskibraka di Tingkat Nasional di Istana Negara.
Ibu berprofesi sebagai Penjual Jagung Bakar dan ayah Ladiba ini berprofesi sebagai Sopir. Ketika Ladiba masuk Akademi Militer (Akmil) latar belakang dirinya di taruna-taruni itu dipertanyakan, namun dirinya tidak pernah malu dengan pekerjaan orang tuanya. Walaupun sang ayah sebagai sopir sedangkan ibunya ini sebagai penjual jagung bakar, tetap semangat dan Ladiba tidak pernah minder karena pekerjaan yang dilakukan oleh orang tuanya juga halal.
Disaat Ladiba mengungkapkan pekerjaan orang tuanya kepada orang lain, mayoritas dari mereka tidak percaya dan mengira Ladiba ini sedang berbohong. " Ayah saya adalah seorang Sopir rental dan tidak ada pekerjaan tetap, sedangkan untuk ibu saya adalah seorang penjual jagung bakar di pinggir jalan" ungkap Ladiba. Walaupun dalam kehidupan yang sederhana namun mereka selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan sekolah anak-anaknya.
Yuotube TNI AD
"Saya waktu itu sopir rental dan tidak punya pekerjaan tetap, sedangkan istri saya adalah pedagang yang berjualan di pinggir jalan" ungkap ayah Ladiba, herry Naldi Febri sambil menahan tangis.
Sangking susahnya hidup sampai Tak Punya HP
Dimasa sekolah Ladiba ini memang hidup dengan gaya yang sederhana. Di saat SMA disaat teman sebayanya sudah memiliki Handphone, sedangkan Diba tidak pernah meminta kepada kedua orang tuanya untuk dibelikan Handphone.
"Saya menyadari dengan keterbatasan kemampuan orang tua, untuk Handphone saja Diba tidak berani minta kepada kedua orang tuanya. Walaupun teman-teman saya di kelas sudah punya Handphone saya sendiri di kelas yang tidak punya Handphone", ungkap Diba sambil terharu.
Kehidupan yang sederhana inilah yang menjadikan Diba menjadi seorang yang gigih dan pantang menyerah, setelah tugasnya sebagai Paskibraka, Diba mendapatkan uang saku dari sponsor. Uang saku tersebut barulah ia pergunakan untuk membeli teknologi seperti Handphone dan Nootebook, sedangkan untuk sisanya ia berikan kepada orang tuanya.
Yuotube TNI AD
Pengalaman di Paskibra ini membuka lebar kesempatan untuk Diba bisa masuk Akmil. Dirinya menceritakan bagimana bisa masuk Akmil angkatan taruni pertama di Idnonesia.
" Awalnya untuk berniat masuk di taruni ini sebenarnya memang tidak ada, sebenarnya ini usulan dari Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono... Kita direkrut dari anggota Paskibraka Nasional dan Sekolah Unggulan " ungkap Diba.
Yuotube TNI AD
Diba yang memang memiliki prestasi bagus menjadi Paskibraka inim awalnya tidak menyangka kalau dirinya bisa lolos dan lulus Akmil. Apalagi untuk tes saja memang benar-benar susah, namun Alhamdulillah serangkaian proses perekrutan sudah saya lalui dan akhirnya saya bisa lulus Cumlaude pada Tahun 2017 yang lalu", ungkap Diba.
Yuotube TNI AD
Dan Setelah lulus dari Akmil, Diba direkrut untuk menjadi penerbang di TNI AD. Wanita asal Medan ini mengaku awalnya tidak tahu ada korps penerbangan di TNI AD.
" Awlanya saya tidak mengetahui kalau ada korps penerbangan angkatan darat, jadi para penerbang angkatan darat dan diberi kesempatan untuk jadi pilot wanita pertama di TNI AD ini" ungkap Diba.
Yuotube TNI AD
"Apalagi untuk saat ini saya menjadi penerbang pertama wanita Indonesia di angkatan TNI AD ini, memang suatu kebanggan tersendiri bagi saya" ungkap Diba. Nah dengan kemampuan Diba ini telah menjadi bukti bahwa wanita juga bisa jadi pilot bahkan bergabung di Korps penerbangan TNI AD.
"Sebenarnya dulu saat saya awal masuk Akmil sangat diragukan Latar Belakang saya ini, bahkan Pelatih saya sendiri meragukan Latar Belakang saya, sampai-sampai petugas kebersihan di Akmil juga meragukan asal usul saya" ungkap Diba.
Walaupun dirinya diragukan, Diba tidak pernah merasa minder dengan latar belakang kedua orang tuanya. Diba ini mengaku berusaha untuk tidak mempermasalahkan pendapat orang lain tentang latar belakang dirinya.
"Kalau orang lain bilang begitu, ya sudah, inilah hidup saya, ya terserah" ungkap kopilot TNI AD ini.
Sudah hampir sampai dua tahun Diba ditempatkan di korps penerbangan TNI AD. Karena memang tugasnya ini tidak bisa dianggap remeh, karena dirinyalah yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan segala hal sebelum terbang, dari mengecek kondisi mesin sampai dengan briefing ke rekan satu tim.
Bekerja keras di dalam pekjerjaan memang menjadi hal utama. Namun saat libiran atau cuti dirinya lebih memilih pulang ke Medan untuk membantu kedua orang tuanya.
" Lebaran kemarin ibu saya masih jualan jagung, pas saat itu saya ada di sana maka saya juga bantuin, ngangkat jagung. Daripada cuti untuk liburan kemana-mana, saya lebih memilih pulang. Selama kedua orang tua masih hidup, saya lebih baik memilih pulang", ungkap Diba.