200 Pantun Muda Tentang Dunia Remaja Sangat Seru, Romantis dan Menghibur
Pantun Muda Tentang Dunia Remaja Sangat Seru, Romantis dan Menghibur cocok buat Muda Mudi - Halo sobatsiana, berjumpa kembali di hari yang cerah ini. Pada kesempatan kali ini kami akan kembali untuk membagikan sebuah bait pantun dengan tema Pemuda. Karena disini kita masih muda dan gemar sekali dalam melucu maka untuk memenuhi permintaan dunia Remaja disini kami akan sajikan Pantun dengan kategori jenaka saja. Nah, buat sobatsiana yang sudah tidak sabar lagi silahkan simak ulasannya berikut ini!
Pantun Muda
Kalian yang saat ini sedang mencari bait Pantun Muda ini adalah seorang Remaja atau Dewasa kan ya? tentu dengan kalian berkunjung ke media ini maka sebuah keputusan yang tepat. Karena disini kami sudah menyiapkan ratusan bait pantun yang sangat menarik untuk disimak. Nah, tanpa banyak basa-basi lagi yuk simak kumpulan Pantun Mudanya berikut ini!
Contoh Pantun Muda
Jalan ke kota memakai dasi
Tidak lupa memakai baju batik
Masa muda cuma datang sekali
Harus dimanfaatkan dengan baik
Pergi ke pasar membeli pensil
Tidak lupa juga membeli meja
Rajin belajar dari masih kecil
Kalau sudah besar mau jadi apa
Naik delman lihat ke belakang
Banyak mobil di jalanan
Anak muda jaman sekarang
Cuma cinta saja yang dipikirkan
Ikut ayah mancing di rawa
Di rawa ada banyak buaya
Pumpung kita masih muda
Ayo belajar dan berkarya
Di sana gunung di sini gunung
Di tengahnya pohon jati
Betapa hati sedang bingung
Menunggu jawaban si buah hati
Burung elang turun ke rawa
Di pohon bakau tanah rata
Melayang rasa di dalam jiwa
Melihat engkau bermain mata
Pagi hari jalan ke kota
Tidak lupa membeli boneka
Bergeraklah para jiwa muda
Bekerja dengan semangat membara
Panas-panas minum air kelapa
Air kelapa pelepas rasa haus
Selagi dirimu masih muda
Belajarlah dengan serius
Pergi ke kota beli pakaian
Pakaian bagus murah harganya
Usia muda harus dimanfaatkan
Tuntut ilmu sebanyak-banyaknya
Dari mana datangnya rawa
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari mata jatuh ke hati
Dari mana datangnya kereta
Kalau bukan dari stasiun balapan
Dari mana datangnya cinta
Kalau bukan dari kenalan
Ikan sepat berjumlah empat
Dikali empat jadi empat belas
Meski sempat tak sempat
Hanya waktu yang bisa membalas
Buah nanas buah semangka
Buah semangka manis rasanya
Selagi dirimu masih muda
Raihlah pendidikan setingginya
Di sawah ada banyak jangkrik
Ada juga katak dan serangga
Raihlah pendidikan yang baik
Selagi masih berusia muda
Boleh saja pergi ke kota
Asal perginya waktu pagi
Boleh saja memadu asmara
Asal ilmu juga harus dicari
Ku tak ingin sepiring belut
Yang ku ingin sepiring nasi
Ku tak ingin cinta di mulut
Yang ku ingin cinta di hati
Pergi ke hutan mencari serangga
Di hutan dikejar sama lebah
Untukmu generasi muda
Semangatlah untuk bersekolah
Buah nangka buah durian
Rasanya enak dimakan bersama
Jadi pemuda itu harus sopan
Hormatilah orang yang lebih tua
Hujan turun rintik-rintik
Ada gubug di tepi sawah
Wahai dinda berwajah cantik
Bolehkah kanda main ke rumah
Kalau tidak karena puan
Tidak bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidak beta sampai kemari
Dokter suka membawa stetoskop
Untuk memeriksa pasiennya
Malam minggu pergi ke bioskop
Ditemani kamu senang rasanya
Dari desa pergi ke kota
Malam hari balik ke desa
Betapa nikmatnya masa remaja
Saat bebas berteman dan berkarya
Buah kedondong buah nangka
Beli yang asli jangan abal-abal
Usia muda harus berkarya
Kalau sudah tua nanti menyesal
Buat apa berkain batik
Kalau tidak pakai selendang
Melihat kamu berwajah cantik
Hatiku jadi ingin meminang
Pergi ke pasar membeli sayuran
Tidak lupa membeli gula
Usia muda harus digunakan
Menuntut ilmu setinggi-tingginya
Nenek-nenek jualan jamu
Jualan jamu di jembatan layang
Aku ingin mencintaimu
Cintaku hanya untukkmu sayang
Jika aku masih ada uang
Pasti aku akan beli layangan
Jika masih ada waktu luang
Pasti aku jemput kamu sayang
Pergi ke pasar membeli gula
Tidak lupa membeli sayuran
Wahai kamu para pemuda
Fokuslah pada masa depan
Dari mana hendak ke mana
Dari desa hendak ke kota
Jika boleh saya bertanya
Bunga yang cantik siapa yang punya
Jalan-jalan ke Surabaya
Tidak lupa membeli topi
Jadi orang jangan tergesa-gesa
Semua orang punya waktunya sendiri
Pergi ke kota membawa uang
Beli oleh-oleh cinderamata
Anak muda jaman sekarang
Tidak bisa lepas dari ponselnya
Nah, buat sobatsiana yang menginginkan varian bait Pantun Mudanya maka dapat menyimak kumpulan bait yang sudah kami siapkan dibawah ini. Selamat membaca dan janganlupa untuk bahagia.
Tempat parkir pasang tarif
Kendaraan dijaga jadi aman
Pemuda itu harus produktif
Tidak boleh bermalas-malasan
Pergi ke pasar beli keripik
Tidak lupa membeli sayuran
Wahai kamu gadis yang cantik
Bolehkah aku mengajakmu jalan
Lihat pagi sudah terang,
Angin meniup pohon ilalang.
Bagaimana hati tak girang,
Melihat ayah sudah pulang.
Pohon tinggi jadi tiang,
Layang-layang ditarik benang.
Ayah kami sangat sayang,
Membuat hati sangat senang.
Beli baju beli kain,
Jalan kaki jauh ke pasar.
Maksud hati ingin bermain,
Apa daya harus belajar.
Batu gasing cepat berputar,
Menulis sabda dalam lontar
Di waktu kecil rajin belajar,
Akan senang di waktu besar.
Sungguh luas selat Malaka,
Perahu besar membawa peti.
Cobalah engkau terka,
Binatang apa tanduk di kaki.
Rumah jauh di Batu Kampar,
Naik kuda susah terkejar.
Dari mana datangnya pintar,
Dari ketekunan dalam belajar.
Burung bangau turun ke rawa,
Anak sekolah membawa pena.
Bagaimana tidak tertawa,
Pakai baju tak pakai celana.
Si buaya mengejar kancil,
Istana raja tak berpintu.
Belajar di waktu kecil,
Bagai mengukir di atas batu.
Kain panjang kain batik,
Lama terpakai jadi lusuh.
Ingin jadi kakak yang baik,
Adik manis mesti diasuh.
Udara segar di waktu pagi,
Datang surya tak ada awan.
Anak baik suka berbagi,
Hati mulia sifatnya dermawan.
Samudra Pasari Selat Malaka,
Perahu besar milik Hang Tuah.
Kalau kau pandai cobalah terka,
Dimasukan keluar benda apakah?
Jawaban: kancing baju.
Hitam warna burung gagak,
Burung kecil sangat pintar.
Kakinya satu berdiri tegak,
Kepala besar suka berputar.
Mata mengantuk langsung terpejam,
Sudah tidur semua terlupa.
Matanya satu kakinya tajam,
Cobalah tebak benda apa?
Daun jatuh dengan melayang,
Hujan jatuh di atas batu.
Memakan tiada kenyang,
Sudah makan jadilah abu.
Jika terbang burung camar,
Akan mengepak dua sayapnya.
Jika kamu memang pintar,
gajah paling besar apanya?
Minum kopi beli di kedai,
Hangat hangat gorengan ikan.
Jika kamu mengaku pandai,
Buah apa tak bisa dimakan?
Kelapa tua mana tupainya,
Melompat jauh ke pucuk bunga.
Memetik mangga pada tangkainya,
Memetik rindu di pohon cinta.
Badan sakit belum sembuh,
Badan tua makin rapuh.
Meski jauh rela kutempuh,
Demi mendapatkan kasih yang utuh.
Kulit bambu untuk sembilu,
Untuk memasak ikan betutu.
Air mengalir dari hulu,
Kemana pula mengalir cintamu itu?
Bukit berbunga banyak duri,
Embun datang di waktu pagi.
Sakit bukan tertusuk duri,
Sakit karena ditinggal pergi.
Jangan menulis di atas kaca,
Mari menulis di atas meja.
Untuk apa menangis karena cinta,
Lebih baik menangis karena dosa.
Air mengalir dari pancuran,
Tempat minum anak rusa.
Untuk apa berpacaran,
Itu hanya menambah dosa.
Jangan menambal dinding kayu,
Rekatkan dengan besi paku.
Jangan menggombal jangan merayu,
Nasi goreng tabur bawang,
Makan dulu untuk sarapan.
Dalam hidup mesti berjuang,
Jangan sampai putus harapan.
Dari kebun memetik sayur,
Sayur dimasak banyak gizinya.
Tak enak makan tak enak tidur,
Teringat kekasih jauh di sana.
Angin bertiup dari barat,
Bertiup sebentar hanya lewat.
Rindu ini begitu berat,
Hendak dilepas jua tak kuat.
Apa tanda durian tua,
Aroma wangi, buahnya jatuh.
Apa tanda jatuh cinta,
Kalau jauh merasa rindu.
Dari gerimis menjadi hujan,
Hujan turun amat derasnya.
Ingin kulamar gadis pujaan,
Sayang aku orang tak punya.
Pagi hari udara menderu,
Memancing di sungai dapat kerapu.
Gadis manis berkerudung biru,
Betapa cantik kalau tersipu.
Baju batik kain cindai,
Hendak dipakai di malam hari.
Sudah cantik anaknya pandai,
Laksana bunga mekar bersemi.
Hari hujan suasana sendu,
Hanya memandang ikan di kolam.
Tak tahan menahan rindu,
Cinta terpendam jauh di dalam.
Kayu jati untuk pintu,
Dari pantai membawa kerang.
Hati ini merasa rindu,
Sayang rindu masih terlarang.
Untuk apa jadi biduan,
Hanya berdengan satu nyanyian.
Duduk manis di peraduan,
Kursi pengantin jadi impian.
Hari dingin sangat terasa,
Minum jahe hangat rasanya.
Betapa ingin cepat berjumpa,
Obati rindu di dalam dada.
Gadis manis itu berponi
Berponi kuda kepang satu
Tak terukur lagi rasa ini
Rasa sayang yang tak lekang waktu
Ke kebun binatang melihat panda
Panda gempal naik ayunan
Janganlah malas selagi muda
Agar berhasil meraih impian
Akhir Kata
Nah, itulah kumpulan pantun Muda yang dapat kami sajikan, semoga dengan adanya sajikan Bait pantun ini dapat bermanfaat dan menghibur kita semua. Terimakasih sudah membaca kumpulan bait pantun Muda ini semoga bisa juga menjadi referensi bagi kita semua. sekian dalam perjumpaan ini sampai jumpa pada ulasan bait pantun yang lainnya.