20 Macam Tarian Tradisional Asal Sumatra Utara Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya
Macam Seni Tarian Tradisional Asal Sumatra Utara Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya - Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar di Indonesia. Sumatera juga merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang terletak di Indonesia dengan luas wilayah 473.481 km². Populasi pulau ini sekitar 57.940.351. Pada umumnya Pulau Sumatera dihuni oleh suku Melayu yang terbagi dalam beberapa suku.
Seni Tari Tradisional Asal Sumatra Utara
Mayoritas penduduk Sumatera beragama Islam dan sebagian kecil pemeluk agama Kristen Protestan, terutama di daerah Tapanuli dan Toba-Samosir, Sumatera Utara. Di daerah perkotaan seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang dan Bandar Lampung ditemukan beberapa pemeluk Buddha.
Jadi berikut saya rangkum ada 20 tarian tradisional tradisional dari Sumatera Utara yang cukup terkenal
1. Tarian Tongkat Tor-Tor Tradisional
Tarian Sumatera Utara sangat identik dengan tari tor tor, perlu anda ketahui bahwa tari tor tor memiliki banyak jenis, salah satunya adalah tari tor tor tongkat panaluan. Tongkat Panaluan merupakan tongkat yang dipercaya memiliki kekuatan magis, terbuat dari kayu yang diukir di kepala manusia dan binatang, tongkat ini memiliki panjang kurang lebih 2 meter dan berukuran besar kurang lebih 5 sampai 6 cm.
Karena dipercaya memiliki kekuatan magis, maka tongkat Panaluan biasa digunakan oleh datu atau dukun dalam upacara spiritual dan dalam tarian tor tor diiringi alat musik kendang atau dalam bahasa masyarakat dikenal dengan istilah gondang sabangunan. Mitos yang beredar dalam sejarah suku Batak mengatakan bahwa panaluan tunggal menceritakan tentang hubungan terlarang yaitu hubungan antara seorang raja yang berada di desa Sidogor Pangururan di pulau Samosir dan terpisah antara air dan darat. Raja bernama Guru Hatiabulan dan istrinya bernama Nan Sikut Panaluan
2. Tarian Tradisional Tor-Tor Sigale-Gale
Tarian tradisional Si Gale-gale merupakan tarian Tor tor yang berasal dari daerah Tapanuli Utara. Gale-gale sendiri merupakan patung yang digunakan sebagai pengganti putra raja Samosir yang telah meninggal. Pembuatan patung tersebut diharapkan dapat menghibur raja agar tidak bersedih, patung ini terbuat dari kayu dan digerakkan oleh manusia. Si Gale-gale merupakan salah satu seni pertunjukan yang sering dimainkan di daerah tersebut.
3. Tarian Tradisional Souan
Tari Souan merupakan salah satu tarian Sumatera Utara yang pada zaman dahulu merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh datu atau dukun yang membawakan cawan berisi sesaji. Tarian tradisional dari Tapanuli Utara ini digunakan sebagai sarana penyembuhan penyakit bagi masyarakat Tapanuli.
Baca Juga : 20 Tari Tradisional Jawa Tengah Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya
4. Tarian Persembahan
Tarian sesaji atau tari sirih merupakan salah satu tarian yang berfungsi untuk menyambut tamu penting, biasanya tarian ini dibawakan oleh sepasang pemuda dan pemudi. Saat menari, penari akan mengenakan pakaian adat melayu secara lengkap.
5. Tujuh Cangkir Tarian Tradisional Tor-Tor
Tarian tor-tor tujuh cawan merupakan salah satu tarian Sumatera Utara yang sarat makna. Sesuai dengan namanya, setiap cangkir memiliki arti tersendiri, beserta penjelasannya.
• Piala 1 memiliki arti kebijakan
• Piala 2 memiliki arti kesucian
• Cup 3 memiliki arti kekuatan
• Cup 4 memiliki arti tatanan kehidupan
• Piala 5 memiliki arti hukum
• Piala 6 memiliki makna adat dan budaya
• Cangkir 7 memiliki arti obat atau pemurnian
Tarian ini diyakini juga mampu membuang segala macam bala bantuan bagi masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Tarian tradisional Sumatera Utara ini merupakan tarian yang sangat unik, karena penari harus mampu menjaga keseimbangan ketujuh cawan, tiga cawan di tangan kanan, tiga di tangan kiri dan satu di kepala. Tarian tujuh cawan juga tidak bisa dipelajari oleh siapapun kecuali orang tersebut sudah jodoh atau jodoh dengan tarian tersebut, biasanya tarian tradisional ini diturunkan dari generasi ke generasi.
6. Tari Piso Surit Sumatera Utara
Tarian Sumatera Utara yang pertama kali kita bahas adalah Tari Piso Surit. Piso dalam bahasa Batak Karo artinya pisau, oleh karena itu banyak orang yang mengira bahwa piso surit ini adalah senjata khas suku Batak Karo. Padahal piso surit adalah bunyi sejenis burung saat berkicau. Jika kita memperhatikan dengan seksama kicauan burung ini akan terdengar seperti panggilan dan suara yang menyedihkan.
Piso surit adalah salah satu tarian tradisional suku gayo, tarian tradisional sumut ini menceritakan tentang seorang gadis yang sedang menunggu kekasihnya. Penantian panjang dan sedih digambarkan sebagai suara piso surit. Oleh karena itu dinamakan tari piso surit, dalam bahasa Batak Karo burung ini dinamakan "pincala", kicau burung ini berbunyi nyaring dan terdengar seperti bunyi "piso serit" yang diulang-ulang. Tarian piso serit tradisional ini diiringi oleh alat musik tradisional karo yang memiliki bunyinya yang khas.
7. Tarian Tradisional Guro-Guro Aron
Tarian daerah Sumatera Utara selanjutnya adalah Tari Guro-guro Aron. Guro-guro aron sendiri merupakan salah satu tempat para remaja Karo untuk saling mengenal satu sama lain, tempat ini juga merupakan wadah untuk mendidik anak muda mengenal adat istiadat. Acara ini dibuat agar budaya tari dapat dikenal dan disukai oleh para remaja, agar tidak hilang dan tetap lestari.
8. Tarian Tradisional Tak-Tak Garo-Garo
Tarian ini menggambarkan kehidupan burung yang mencari makan. Seperti yang kita ketahui saat burung sedang mencari makan, ia akan terbang kesana kemari dan terlihat bercanda dengan kawanannya.
9. Tari Fataele Sumatera Utara
Tarian tradisional ini berasal dari pulau nias, sumatera utara, tari fataele merupakan salah satu jenis tarian perang dan sudah menjadi ciri khas dari nias sendiri. Tari Fataele juga memiliki keterkaitan dengan tradisi lompat batu di pulau Nias atau biasa disebut dengan tradisi hombo batu, dan konon keduanya lahir bersama.
Oleh karena itu Tari Fataele merupakan salah satu tarian yang paling terkenal di Provinsi Sumatera Utara, khususnya di Pulau Nias sendiri. Karena merupakan salah satu jenis tari perang, maka dalam pertunjukannya juga terdapat khasiat berupa gari, pedang, baluse, tameng dan tombak (toho) saat tari Fataele dimainkan.
Tameng yang digunakan dalam tari Fataele terbuat dari kayu yang berbentuk seperti daun pisang dan dikenakan di tangan kiri. Sedangkan pedang atau tombak (toho) ada di tangan kanan. Senjata-senjata ini juga digunakan oleh para ksatria Nias saat berperang.
Baca Juga : 20 Tari Tradisional Sumatera Barat Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya
10. Tari Tandok Sumatera Utara
Tari Tandok merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat batak, tarian ini sangat erat kaitannya dengan budaya menanam padi dari suku batak. Tarian Tandok sendiri menggambarkan kegiatan memanen padi dan membawanya dengan menggunakan tandok oleh kaum perempuan di sawah. Tandok adalah wadah atau saluran yang terbuat dari hasil tenunan atau dalam bahasa Batak disebut bayon.
Tari Tandok dimainkan oleh para wanita yang telah dilengkapi dengan pakaian adat Batak dengan dominasi warna merah dan hitam, sesuai dengan namanya tarian daerah Sumatera Utara ini menggunakan tandok sebagai properti utamanya, selain itu juga dilengkapi dengan ulos dan sarung. Tari Tandok dimainkan oleh empat orang penari bahkan lebih, asalkan jumlahnya genap.
Alat musik tradisional Sumatera Utara yang digunakan untuk mengiringi tari tandok adalah alat musik tradisional gombang, alat musik ensambel ini memiliki berbagai tangga nada. Dalam gamelan Bali atau Jawa terdapat varian musik yang dihasilkan oleh kehandalan salendro saat memainkannya, sedangkan pada gondang asal pemain sarune dan taganing berperang.
11. Tari Tradisional Lenggok Mak Inang
Tarian Sumatera Utara selanjutnya adalah Tarian Lenggok Mak Inang, yaitu tarian yang menceritakan proses mencari jodoh secara lajang atau perawan. Dalam tari Lenggok Mak Inang para penari akan memperagakan gerakan yang menunjukkan proses pada tataran perkawinan. Ibarat tahap perkenalan antar anak muda, kemudian proses mendekati satu sama lain dan berakhir di tataran pernikahan.
Tarian lenggok mak inang memiliki empat jenis gerakan. Pada masing-masing jenis gerakan tersebut terdapat gerakan yang sama dengan mode lainnya atau gerakan berulang dan ada juga gerakan pada masing-masing mode yang berbeda. Masing-masing ragam tersebut akhirnya saling melengkapi satu sama lain sehingga menghasilkan tarian yang indah.
Tarian Tradisional Endeng-Endeng Tarian tradisional Endeng-endeng adalah tarian tradisional yang berasal dari Tapanuli Selatan, Tarian ini termasuk tarian yang memadukan tarian dan pencak silat. Tarian ini menggambarkan ekspresi semangat dan kegembiraan masyarakat Tapanuli dalam kehidupan sehari-hari.
Tarian endeng-endeng biasanya dimainkan pada saat masyarakat sekitar ada hajatan seperti malam pernikahan dan pesta khitanan atau khitanan. Tarian endeng-endeng biasanya dimainkan oleh sepuluh orang pemain dengan tugas yang berbeda-beda, berikut penjelasan dari sepuluh pemain tari endeng-endeng tersebut:
• 2 orang sebagai penyanyi atau vokalis
• 1 orang sebagai pemain keyboard
• 1 orang sebagai pemain rebana
• 1 orang memainkan ketipung atau bedug kecil
• 5 orang lainnya bermain drum
Daya tarik tari Endeng-endeng sendiri terletak pada tariannya yang terlihat ceria dan ceria, selaras dengan lagu-lagu yang dibawakan.
12. Tari Tradisional Serampang Duabelas
Tarian Sumatera Utara selanjutnya adalah Tari Serampang duabelas yang merupakan tarian yang berkembang pada masa kesultanan serdang di kabupaten serdang bedagai atau dulu dikenal dengan nama kabupaten deli serdang. Tarian tradisional Serampang dua belas berkisah tentang interaksi sosial dan memiliki pesan tentang perjalanan menemukan jodoh bagi seorang pemuda.
Tahapannya sama dengan tari Lenggok Mak Inang yaitu tahap pengenalan pertama untuk memasuki jenjang perkawinan. Tarian ini merupakan tarian yang memiliki makna yang dalam, tarian ini juga merupakan bentuk pengajaran masyarakat Melayu Deli kepada generasi muda tentang cara mencari jodoh. Diharapkan dengan mempelajari tari Serampang Dua Belas, para pemuda dapat mempelajari proses yang akan dilalui terlebih dahulu sebelum membangun rumah tangga.
13. Toping-Toping Tari Tradisional
Toping tradisional tarai merupakan salah satu tarian tradisional suku Batak Simalungun. Tarian ini biasanya digunakan dalam acara duka di kalangan keluarga kerajaan. Tarian toping-toping sendiri terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah huda-huda yang terbuat dari kain dan memiliki paruh burung
14. Tari Tradisional Lenggang Patah Sembilan
Tarian tradisional Sumatera Utara selanjutnya yaitu Tari Lenggang Sembilan Patah, Tarian ini merupakan jenis tarian tari berpasangan antara pria dan wanita. Kedua penari tersebut akan menari secara kompak dan harmonis diiringi musik lagu melayu. Pada dasarnya tarian ini mirip dengan tarian melayu lainnya, yang membedakan tarian lenggang patah sembilan adalah gerakannya saat memulai gerakan. Dimana penari dari kanan akan memulai gerakan dengan kaki kanan, dan sebaliknya penari dari kiri akan memulai gerakan dengan kaki kiri.
15. Tari Tradisional Manduda
Tarian Sumatera Utara selanjutnya adalah tarian tradisional Mandula, tarian yang menggambarkan kehidupan petani, seperti saat menanam padi hingga memanen padi. Tarian ini menggambarkan dengan suasana gembira dan secara jelas menggambarkan gerakan orang-orang yang berada di persawahan seperti memotong padi, mengirik padi, dan menyaring padi dengan gerakan lincah dan anggun.
16. Tari Tradisional Balanse Madam
Tari Balanse Madam merupakan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun kepada masyarakat Nias yang tinggal di Seberang Palinggam. Keberadaan tarian ini tidak lepas dari pengaruh kedatangan bangsa Portugis pada abad ke-16 di pantai barat pulau Sumatera. Sebenarnya tarian ini merupakan adaptasi dari tarian yang dibawakan oleh orang Portugis. Memang pola geraknya tidak berakar pada gerak tari, akan tetapi suasana dan fungsi tari juga dibawa ke dalam tari Balanse Madam.
17. Tari Baluse Sumatera Utara
Suku Nias memang memiliki berbagai macam tarian, salah satunya adalah Tari Baluse. Tarian ini adalah tarian perang. Baluse berasal dari Nias Selatan, kini Tari Baluse lebih sering digunakan untuk penyambutan tamu penting atau saat ada acara.
18. Tari Maena Sumatera Utara
Tarian tradisional Maena memiliki berbagai arti seperti kebersamaan, kegembiraan, dan kemeriahan namun dalam gerakan tarian yang sangat sederhana dan sederhana. Oleh karena itu tarian ini tidak kalah menarik dengan tarian lain di nusantara. Karena gerakannya sederhana, semua orang bisa menari dan tidak membutuhkan keahlian khusus. Kesulitannya mungkin terletak pada rangkaian pantun Maena, karena pantun yang dibawakan harus sesuai dengan peristiwa atau peristiwa yang sedang berlangsung.
Syair-syair maena dibawakan oleh satu atau dua orang yang disebut Sanutuno Maena, sedangkan syair maena atau faneh maena dibawakan oleh orang-orang yang ikut menari, orang-orang ini disebut ono maena atau sanehe maena. Syair yang dibawakan harus disimpan dan diulangi oleh sanehe maena setelah melantunkan pantun maena hingga tarian berakhir. Pantun maena harus dinyanyikan oleh seseorang yang fasih berbahasa Nias.
19. Tari Saputangan Sumatera Utara
Tari Sapu Tangan merupakan salah satu tarian tradisional melayu yang menggambarkan keseharian masyarakat melayu di Sumatera Utara. Tari Sapu Tangan memiliki tempo sedang, yaitu sekitar 2/4 tetapi sedikit lebih cepat. Tarian ini biasanya diiringi oleh lagu Cek Minah Sayang, oleh karena itu tarian ini sering disebut dengan tarian Cek Minah Sayang. Gerakan tari ini juga mirip dengan tari dari Tapanuli Tengah yaitu tari Kapri dan juga tari dari Minangkabau yaitu tari Kaparinyo.
Tarian ini sendiri menggambarkan kebiasaan masyarakat, seperti usai panen dan kegiatan lainnya yang memiliki rasa kekeluargaan dan semangat gotong royong. Gerakan tari sapu tangan juga mencerminkan nilai-nilai kearifan dari kebiasaan masyarakat melayu. Demikian penjelasan tentang tari Sumatera Utara salah satu tarian tradisional Indonesia. Jangan lupa share artikel ini ke teman-teman kamu untuk lebih mengenal budayanya.
Baca Juga : 20 Tari Tradisional Sumatera Selatan Lengkap dengan Gambar dan Penjelasannya
Saat ini masih banyak tarian dari Sumatera Utara yang masih sering dimainkan dan ada juga yang sudah ditinggalkan. Salah satu penyebab mengapa ada beberapa tarian Sumatera Utara yang tertinggal adalah pengaruh budaya asing dalam budaya lokal di Sumatera Utara. Demikian ulasan tentang Macam Macam Tarian Tradisional Asal Sumatra Utara,semoga bermanfaat.