Translate Bahasa Jawa Krama, Alus, Ngoko dan Krama Pasar Lengkap Terbaru 2021
Translate Bahasa Jawa Krama, Alus, Ngoko, Kramantara, Wredha Karma dan Krama Pasar Lengkap Terbaru 2021 - Halo sahabat Mediasiana, disini kami akan mencoba untuk berbagi tools translator bahasa Jawa. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat kaya dengan ragam kebudayaannya, bahkan tak hanya kesenian daerahnya, melainkan juga bahasanya pun menjadi salah satu dari kekayaan bangsa yang sungguh tak ternilai harganya. Oleh karena itu selayaknya kita generasi bangsa Indonesia terus melesatarikan kebudayaan ini.
Translate Bahasa Jawa
Sesuai dengan judul artikel ini, bahwa suku Jawa sendiri adalah salah satu suku terbesar yang ada di Pulau Indonesia khususnya Pulau Jawa, bahkan suku Jawa sudah menjadi penghuni dari berbagai negara di dunia ini. Sehingga tidak heran apabila kita sering menjumpai orang jawa di luar negeri. Bahkan banyak orang mancanegara yang penasaran serta ingin mempelajarinya bahasa jawa ini bisa datang langsung ke puau jawa atau melalui translate bahasa jawa atau kamus bahasa jawa yang sudah ada di internet.
Bahkan tak jarang banyak orang Bule yang jago berbicara bahasa Jawa, sangking medoknya orrang yang keturunan jawa saja kalah mendok dari orang bule tersebut. Apalagi untuk beberapa kata atau ucapan dalam Bahasa Jawa juga cukup mudah untuk dipahami sebab merupakan bahasa ini serapan dari bahasa Indonesia.
Walaupun untuk bahasa jawa sendiri mempunyai tingkatan yang berbeda-beda baik itu mulai dari bahasa jawa krama halus, krama inggil, dan bahasa jawa ngoko.
Nah bagi sahabat semua yang ingin mempelajari Bahasa Jawa ini maka sudah kami sajikan layanan terjemahan atau sebuah translator Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa di bawah ini.
Translator Bahasa Jawa yang ada disini juga memudahkan sahabat semua dalam mengartikan kata atau translate dari Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Jawa tersebut.
Untuk variasi Bahasa Jawa ini didukung pada program translate Jawa dan sudah mencangkup beberapa krama (tingkatan) yang ada di dalam Bahasa Jawa itu sendiri, seperti:
- Bahasa Jawa Krama: ini merupakan tingkatan Bahasa Jawa yang sopan
- Bahasa Jawa Kramantara: ini merupakan tingkatan Bahasa Jawa yang berbentuk krama namun sudah dicampur dengan Bahasa Inggil.
- Bahasa Jawa Wredha-Krama: ini merupakan Bahasa Krama untuk orang-orang yang sudah tua (sepuh).
- Bahasa Jawa Krama Pasar: ini merupakan bahasa krama dalam bentuk lisan (ucapan).
Bahasa Jawa
Kita tahu bahwa bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa Austronesia yang mana sangat banyak sekali digunakan oleh penduduk suku Jawa yang berada di area pulau Jawa wilayah bagian tengah serta timur di pulau Jawa.
Tidak hanya itu saja, bahkan bahasa Jawa pun juga dituturkan oleh diaspora Jawa yang mereka berada di wilayah lain di Indonesia. Contohnya ada pada wilayah Kalimantan, Sumatra dan Sulawesi bahkan di luar negara Indonesia seperti Amerrika, Australia, Belanda, Suriname, Inggris, Jepang, Malaysia dan Singapore.
Daftar Situs Translite Bahasa Jawa
- Translator dari Yuksinau
- Translator dari Semut Aspal
- Translator dari Dosen Pintar
- Translator dari Saintif
- Translator dari Mongosilakan
Sejarah Bahasa Jawa
Adapun untuk secara garis besar, dalam perkembangan bahasa Jawa ini terbagi pada dua fase bahasa yang berbeda, yakni ada bahasa Jawa Kuno dan bahasa Jawa Baru.
Berikut penjelasannya:
1. Bahasa Jawa Kuno
Adapun untuk bentuk paling awal dalam bahasa Jawa Kuno ini yang mana sudah terlestarikan pada tulisannya, yakni dapat kita temukan ada pada Prasasti Sukabumi, yang diperkirakan sudah ada dari tahun 804 Masehi.
Bahwa sejak pada abad ke 9 sampai 15, sudah ada ragam bahasa satu ini yang pada umumnya dipakai di daerah pulau Jawa.
Perlu sahabat ketahui bahwa bahasa Jawa Kuno ini biasanya ditulis ke dalam tulisan bentuk puisi berbait, sehingga dengan sering perkembangan jaman juga disebut sebagai kawi yaitu bahasa kesusastraan.
Tak heran jika dalam sistem penulisannya yang dipakai dalam bahasa Jawa Kuno adalah adaptasi dari aksara Pallawa yang asalnya adalah dari negara India.
Jika diamati maka hampir sebanyak 50% dari keseluruhan kosakata yang ada pada tulisan bahasa Jawa Kuno itu berakar dari bahasa Sanskerta, ya meskipun bahasa Jawa Kuno juga mempunyai beberapa kata serapan dari beberapa bahasa lain yang ada di Nusantara.
Bahkan untuk ragam bahasa Jawa Kuno pernah dipakai dalam beberapa naskah dari abad ke 14 dan berikutnya, tak heran kalau ini juga kerap disebut dengan “bahasa Jawa Pertengahan”.
Meskipun begitu untuk ragam bahasa Jawa Kuno serta bahasa Jawa Pertengahan tidak lagi dipakai secara luas di daerah Pulau Jawa
Setelah masuk pada abad ke 15, kedua bahasa itu masih lazim dipakai pada daerah Bali untuk keperluan ritual keagamaan.
2. Bahasa Jawa Baru
Bahasa Jawa Baru tumbuh ke dalam ragam literer utama bahasa Jawa sejak pada abad ke 16.
Peralihan bahasa satu ini berlangsung secara bersamaan dengan datangnya pengaruh Islam.
Pada mulanya, ragam baku dari bahasa Jawa Baru berdasarkan ragam bahasa wilayah pantai utara Jawa yang mana warganya di masa itu telah beralih ke Islam.
Karya tulis yang ada dalam ragam bahasa ini banyak bernuansa keislaman serta sebagian berupa terjemahan bahasa Melayu.
Bahasa Jawa Baru juga ikut mengadopsi huruf Arab serta menyesuaikannya ke dalam huruf Pegon.
Kebangkitan Mataram ini menimbulkan ragam tulisan baku bahasa Jawa yang beralih dari wilayah pesisir menuju pedalaman.
Ragam tulisan itulah yang dilestarikan oleh para penulis Surakarta dan Yogyakarta sehingga menjadi dasar untuk ragam baku bahasa Jawa masa kini.
Sistem Penulisan Bahasa Jawa
Sekarang ini, bahasa Jawa modern ditulis dengan memakai empat jenis aksara, yakni aksara Jawa, abjad Pegon, alfabet latin, dan aksara lain
Berikut penjelasannya secara singkat:
1. Aksara Jawa
Aksara Jawa adalah aksara yang berumpun Brahmi diturunkan dari aksara Pallawa melalui aksara Kawi.
Aksara itu muncul di abad ke-16 tepatnya di zaman keemasan sampai akhir Kerajaaan Majapahit.
Pada waktu sekarang ini, aksara jawa sudah dipakai secara luas di ruang publik, khususnya di wilayah Surakarta serta Yogyakarta.
Aksara Jawa dipasang untuk mendampingi alfabet Latin di papan nama jalan, nama instansi, ataupun di tempat umum.
Aksara Jawa ini juga aksara Bali serta Carakan Cirebon, keduanya sama – sama diturunkan dari versi awal dari aksara Jawa di abad ke-16.
2. Abjad Pegon
Kata pegon memiliki arti “menyimpang”, maksudnya jika bahasa Jawa yang ditulis memakai abjad Arab adalah sesuatu yang tak lazim.
Abjad Pegon muncul bersamaan dengan masuknya Islam di Jawa dan berkembang selama masa – masa keemasan Kerajaan Demak sampai Kerajaan Pajang.
Abjad Pegon ini berkerabat dengan abjad Jawi (Arab – Melayu) dengan mengadopsi beberapa huruf Arab standar yang dengan ditambahkan dengan huruf baru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan Arab.
Meski berbau Arab, orang Arab tidak akan bisa memahami abjad ini.
Jika pada abjad Jawi selalu tidak ada harakat / penanda vokal, maka pada abjad Pegon ada yang berharakat dan juga ada yang tidak.
3. Alfabet Latin
Alfabet Latin mulai diintensifkan guna mentranskripsi berbagai karya yang ditulis dengan memakai aksara Jawa serta Pegon di abad ke-19.
4. Aksara lain
Di zaman dahulu, bahasa Jawa kuno ini ditulis memakai aksara Kawi serta aksara Nagari.
Aksara ini Banyak ditemukan dalam berbagai prasasti dari abad ke 8 sampai 16, aksara ini terus mengalami perubahan baik dari segi bentuk serta tipografinya.
Dialek Bahasa Jawa
Berdasarkan penuturan oleh J. J. Ras yang merupakan seorang profesor bahasa dan sastra Jawa di Universitas Leiden, adapun beberapa dialek bahasa Jawa yang dikelompokan berdasarkan persebarannya.
Diantaranya yaitu:
1. Dialek Tengah
Untuk wilayah Madiun-Kediri-Blitar, Surakarta-Yogyakarta, Blora-Rembang-Pati, Semarang-Demak-Kudus-Jepara.
2. Dialek Barat
Untuk wilayah Indramayu-Cirebon, Banyumas-Bagelen, Banten, Tegal-Brebes-Pekalongan.
3. Dialek Timur
Untuk wilayah Banyuwangi, Surabaya-Malang-Pasurusan.
Akhir Kata
Nah, itulah ulasan tentang Translate Bahasa Jawa Krama, Alus, Ngoko dan Krama Pasar Lengkap yang dapat kami sajikan. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat, sampai jumpa lagi di ulasan yang lainnya.
Sumber: Yuksinau.id