Indonesia Resesi, apakah mengerikan?
Indonesia Resesi, apakah mengerikan? - Resesi ekonomi memberikan wajah kekhawatiran rakyat indonesia, yang saat ini masih beradaptasi dengan kehidupan New Normal. Setelah kurang lebih 2 tahun dilanda pandemi yang berkepanjangan. Banyak usaha yang mati, karena berbagai kebijakan Work from home (WFH).
Indonesia Resesi
Masyarakat panik belum mempersiapkan sejak dini mengenai management keuangan yang baik, jika suatu saat terjadi wabah yang tidak tau kapan itu akan terjadi, serta ada obat untuk penanganannya. Flow konsep uang selalu mengalir dan terus bergulir, jika yang terjadi hambatan didalamnya, maka siklus uang akan terganggu yang mengakibatkan terjadinya penurunan pembelian ekonomi. Akibatnya terjadi kemerosotan aktivitas ekonomi dan industri yang terjadi dalam jangka waktu relative singkat. Resesi ini akan terus bergulir, bagaimana telah diperkirakan oleh presiden World Bank Group David Malpass bahwa bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunganya dan tren tersebut diperkirakan akan berlanjut di tahun depan.
Kendati demikian kabar diatas, ada hal yang perlu kiranya diberi perhatian lebih cermat dan bijak dalam memahami suatu informasi yang booming dan menjadi pembicaraan hangat public. Dimulai dari apa sih itu Resesi? Apakah semengerikan itu sampai pejabat public angkat bicara mengenai hal itu. Resesi Ekonomi itu dimana Produk domestic bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negative selama 2 kuartal berturut-turut. Bisa dikatakan selama 6 bulan terakhir dinegara tersebut, orang-orang menahan untuk membelanjakan uangnya, yang seharusnya seimbang antara uang yang dibelanjakan dengan barang yang ada dipasaran. (Sumber,detik.com)
Sebenarnya ini sudah pernah dirasakan saat awal pandemic Covid-19 melanda Indonesia. Barang-barang harganya naik, berkurangnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya angka kemiskinan. Dari masalah diatas itu sudah terlihat dampak dari resesi ekonomi. Secara data ditahun 2020 ekonomi Indonesia resmi mengalami resesi -5,32% di Q2 2020, dan -3,49% di Q3 2020. Secara full year, ekonomi Indonesia turun -2,1% ditahun 2020 (Sumber.tradingeconomics.com). Apakah kalian sadar? tanpa disadari kita sudah melewati resesi tersebut karena kita sudah merasakan.
Di satu sisi statusnya saat ini bisa dikatakan dalam zona cukup baik dikarenakan pembatasan kegiatan masyarakat dilonggarkan. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada April-Juni (Kuartal II) 2022 cukup impresif dimana posisi keuangan kita berada pada 5,4 persen. kebijakan fiskal Indonesia (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber. Namun, pada saat yang sama, APBN juga harus diperkuat dari sisi ketahanan fiskal untuk dapat menghadapi risiko ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat.
Baru dikatakan resesi jika sudah terjadi, dan berita saat ini berita resesi baru hanya indikasi global bukan yang sebenarnya terjadi. Resesi itu baru diprediksi tahun depan, kita tidak tau apakah itu terjadi atau tidak. Alangkah baiknya, kita bisa lebih cermat dan mendalam mempelajari suatu masalah yang ada, jangan terbawa suasana apalagi panic attack.
Ditulis Oleh: Muhammad Nur Bintang Saputra (Mahasiswa aktif STEI SEBI)