Kedudukan Seni Dalam Islam
Kedudukan Seni Dalam Islam - ABSTRACT - Islam is a religion that has a lot of beauty, both in the form of art and in looking at the entire universe that He created. The Qur'an teaches humans to know Allah and His creation. Enjoy the universe with many values of beauty without the slightest flaw. This is a testimony of the greatness of God who really loves beauty. Through the art of depicting forms in beautiful language in accordance with nature in Islam. Islamic art is an expression of the existence of beauty from an Islamic perspective on nature, people and life, towards perfection, truth and beauty. With His majesty grows beauty that strengthens faith, so that the beauty of His creation becomes a means to get closer to Allah SWT.
Keywords: Islam, art, beauty.
Kedudukan Seni Dalam Islam
ABSTRAK
Islam adalah agama yang memiliki banyak keindahan, baik dalam bentuk seni maupun dalam memandang seluruh alam semesta yang diciptakan-Nya. Al-Qur'an mengajarkan manusia untuk mengenal Allah dan ciptaan-Nya. Nikmati alam semesta dengan banyak nilai keindahan tanpa cacat sedikit pun. Ini adalah kesaksian kebesaran Tuhan yang sangat mencintai keindahan. Melalui seni menggambarkan bentuk dalam bahasa yang indah sesuai dengan fitrah dalam Islam. Seni Islam adalah ekspresi keberadaan keindahan dari perspektif Islam tentang alam, manusia dan kehidupan, menuju kesempurnaan, kebenaran dan keindahan. Dengan keagungan-Nya tumbuh keindahan yang menguatkan keimanan, sehingga keindahan ciptaan-Nya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kata kunci: Islam, seni, keindahan.
PENDAHULUAN
Islam tidak boleh absen dari dunia seni, dan sebaliknya, tanpa Islam, seni tidak dapat mencapai kesempurnaan. Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang mengandung lautan hikmah dan banyak ajaran. Ada banyak inspirasi dan alasan untuk menulis kitab atau buku yang bersumber dari Al-Qur'an. Meliputi keterampilan seni rupa dalam seni suara, seni rupa dan lain-lain.
Bekerja dengan seni, seseorang bisa merasakan keindahan, kedamaian, kehangatan, kerinduan, kedamaian dan keheningan. Suasana batin ini diperlukan untuk mendekati Allah SWT. Imam Al-Ghazali dalam Ini Ihya' 'Ulum al-Din mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki rasa seni takut akan mengeringkan jiwanya.
Dapat dikatakan bahwa orang yang jiwanya tidak tergerak oleh musik merdu adalah orang yang tabiatnya sudah rusak, dan tidak ada obat untuk itu. Ia bahkan menyatakan lebih baik memainkan musik yang mengambil jiwa dan karakter anak-anak dan perempuan daripada menjalani zuhud. Seni adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah SWT. ke suatu kegiatan yang melibatkan keterampilan kreatif untuk mengungkapkan keindahan kebenaran dan kebaikan. Seni sebagai proses kreatif mengungkapkan suasana hati, emosi dan jiwa (Rader, 1986).
Dunia Islam, seni sangat dihargai dalam Al-Qur'an. Allah SWT mengajak umatnya untuk merenungi seluruh alam semesta yang tercipta dengan serasi dan indah. Salah satu filosof Barat, Immanuel Kant, mengatakan bahwa bukti memuji Tuhan itu ada di perasaan orang, bukan di kepala. Sangat jelas kita bisa merasakan wujud Tuhan saat kita mengagumi hasil ciptaan-Nya.
Seni memiliki 4 esensi yang menjadi komponennya, yaitu (1) tujuan seni yang mendasar (estetika, logis, etis, utilitarian, ibadah); (2) kreasi artistik (konsep, ide, wawasan, visi); (3) Karya seni (proses kreatif, kreasi teknis) (4) Karya seni (visualisasi, bentuk, objek). Mengapa empat esensi komponen seni sejalan dengan integritas nilai pengetahuan, energi, dan material? Karena Islam memiliki hubungan yang erat dengan keindahan seni, Seni itu sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan seni hidup menjadi lebih indah dan ibadah kepada Allah lebih khusyuk, dengan mengamati apa yang telah diciptakan-Nya.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan yang mencari referensi teoritis yang berkaitan dengan pembahasan. Sumber teori diperoleh melalui penelitian literatur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam Islam, seni tetap tidak mengenal batas tanpa garis-garis teori dan ajaran yang detail tentang seni dan bentuk-bentuknya, sehingga seni Islam dapat diterima oleh semua pihak. Meskipun ada tanda yang menunjukkan ciri-cirinya, yaitu:
Kesenian Islam merupakan hasil pembentukan kesatuan dalam lingkup kebinekaan, yang mencerminkan kesatuan ketuhanan, ketergantungan kebhinekaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, persamaan dunia, dan sifat-sifat positif dari keberadaan kosmos atau makhluk. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT didalam Al-Qur’an. (Nasr, 1993:18)
Pendapat yang memiliki kesamaan dengan Ernst Diez yang menyatakan bahwa seni Islam atau seni Islam adalah seni yang mengekspresikan ketaqwaan kepada Allah. Lanjutkan dengan pendapat m. Abdul Jabbar Beg yang mengatakan bahwa pernyataan di atas sejalan dengan pendapatnya bahwa seni menjadi Islami ketika seni merupakan ekspresi dari pandangan hidup Islami, yaitu konsep tauhid, sedangkan seniman yang membuat obyek seninya tidak. harus beragama Islam (Beg, 1981:2-3)
M. Quraish Shihab juga membahas tentang seni dalam Islam, yaitu:
Seni Islam tidak harus berbicara tentang Islam, dan juga tidak harus mengubah nasihat atau anjuran langsung untuk berbuat baik, dan tidak juga abstrak tentang iman. Seni Islam adalah seni yang mampu menggambarkan bentuk ini dengan bahasa yang indah dan selaras dengan percikan alam. Seni Islam adalah ekspresi keindahan dari perspektif Islam tentang Islam, kehidupan dan manusia, menghasilkan perjumpaan yang sempurna antara kebenaran dan keindahan (Shihab, 1996:398).
Visi seni Islam adalah segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan kodrat, yang dapat diambil dari obyek-obyek realitas sosial melalui realisasi apapun. Di zaman modern ini, seni dalam Islam banyak digunakan dalam dakwah, sebagai pengingat akan keagungan Tuhan dan betapa baik dan buruknya identitas manusia dalam pengalaman. Juga dalam kehidupan seni Anda dapat reorientasi dengan Islam.
Dalam Islam, seni telah banyak mengungkapkan tentang bagaimana tauhid dengan esensi aqidah, nilai-nilai dan standar Islam, yang secara tidak langsung menyampaikan tauhid kepada umat Islam. Bentuk seni terkandung dalam spiritualisme Islam, yang mengacu tidak hanya pada penampilan fisik (wujud) tetapi juga pada realitas (makna) batinnya. Penciptaan bentukan seni dalam Islam terdiri dari beberapa kualitas yang meliputi estetika serta kreativitas seseorang. Menurut pandangan muslim, apapun yang dilakukan dalam bentuk seni adalah karya yang dipersembahkan kepada Allah SWT untuk mengungkapkan keindahan, apa yang dia ciptakan-Nya.
Kontemplasi yang dicapai dalam deskripsi manusia dan alam adalah nilai estetika dari suatu karya seni, yang mengarah pada intuisi tentang kebenaran esensialnya. Estetika dalam nilai-nilai Islam mengacu pada evaluasi dan standar keabadian dalam Al-Qur’an dan Hadits, karena seni Islam dibatasi oleh nilai-nilai inti dalam satu semangat, standar ketuhanan umum dan dalam semangat lain pengabdian manusia untuk Allah SWT.
Banyak yang terjadi dalam perkembangan seni rupa Islam untuk mencapai kreativitas estetik, awalnya seorang seniman Islam mengenal seni lebih baik dari pendahulunya, seperti seni Bizantium. Dan mereka mulai berkembang dan menemukan inspirasi baru dalam seni, nilai-nilai dan norma-norma Islam. Dan Seni dalam Islam Ada beberapa kelompok yang memperbolehkan seni dalam Islam dan ada juga yang tidak memperbolehkan seni dalam Islam, kelompok ini memiliki referensi yang sangat kuat terhadap interpretasi seni Islam dalam sumber Al-Qur’an dan Sunah.
Berdasarkan kelompok yang membolehkan seni dalam Islam yaitu rujuk Surah Ar - Rum ayat 30. Sedangkan golongan yang tidak membolehkan seni dalam Islam memiliki rujuk yang juga dapat dijelaskan yaitu pada surah Al-Anbiya ayat 51-52 dan 63 -54. Islam adalah agama realistis yang tidak ada dalam imajinasi atau idealisme semu manusia, tetapi Islam mengikuti manusia dalam kehidupan di dunia nyata yang dapat dirasakan.
Kesenian yang berhubungan dengan musik atau lagu dalam Islam tidak boleh mutlak haram, yang tujuannya baik untuk mencari ridha Allah dan melawan kemungkaran, maka kesenian dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk menyebarkan agama Islam yang akan digunakan.
Dalam perspektif Islam, ada rencana seni yang mengandung unsur-unsur esensi seni itu sendiri untuk mencapai nilai-nilai Islam, sebagai berikut:
- Dasar tujuan seni Ibadah, manfaat, etis, estetis, logis Nilai-nilai Tasya-hud
- Cita cipta seni Pandangan, konsep, gagasan Infor-masi Qira’ah
- Karya cipta seni Proses penciptaan, teknis Ener-gi Tazki-yah
- Karya seni Benda, wujud, zahir Mate-ri Dzikir
Yang pertama adalah abstraksi fenomena alam menjadi objek dengan menggunakan teknik gaya. Kedua, pekerjaan terdiri dari beberapa modul yang digabungkan menjadi satu desain yang lengkap. Ketiga, pola-pola dalam seni Islam menunjukkan kombinasi berurutan dari modul-modul yang berbeda untuk menciptakan berbagai fokus estetika. Keempat, pengulangan modul atau motif memberikan kesan ritme yang ritmis dan menunjukkan kesatuan rangkaian dalam karyanya. Kelima, setiap desain seni Islam memiliki gerakan dinamis yang tidak monoton karena teknik penggabungan modul dan repetisi. Keenam, adanya detail yang rumit pada deskripsi penataan, yang meningkatkan kualitas pola dan memberikan corak yang Islami.
Dalam bentuk seni rupa Islami, masih banyak contoh-contoh karakteristik kreativitas yang berbeda, yang terkait erat dengan nilai-nilai estetika dan dalam diri senimannya. Dalam sebuah karya seni, kreativitas merupakan syarat mutlak dalam penciptaan karya, sehingga dalam penciptaannya menjadi karya seni yang ibadah sekaligus bermanfaat, bagaimana dengan keindahan Tuhan. Syekh Yusuf Qardhawi menjelaskan sikap Islam terhadap seni. Jika hunian adalah rasa keindahan, maka Al-Qur'an sendiri menyebutkan dalam Surat As-Sajadah ayat 7 yang artinya " yang membuat segala sesuatu, yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai menciptakan manusia dari tanah"
Kemampuan manusia untuk merenungkan apa yang Tuhannya ciptakan diwujudkan dalam karya seni yang berbeda dari makhluk lain. Sebagai pertemuan seni dalam jiwa manusia, tanpa melupakan hakikatnya. Seni Islam sebagai objek yang didedikasikan untuk Allah pada dasarnya berbeda dari yang lain. Oleh karena itu, alam yang tampak secara vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannas) dalam seni merupakan hubungan antara keduanya (Mahzar, 1993:16). Pada hakekatnya, sebagai bentuk pemujaan kepada Allah, seni dalam Islam mengekspresikan dirinya dalam karya-karya keindahan yang tercermin dari ciptaan-Nya.
SIMPULAN
Islam adalah agama yang memiliki banyak keindahan, baik dalam bentuk seni maupun dalam memandang seluruh alam semesta yang diciptakan-Nya. Al-Qur'an mengajarkan manusia untuk mengenal Allah dan ciptaan-Nya. Nikmati alam semesta dengan banyak nilai keindahan tanpa cacat sedikit pun. Ini adalah kesaksian kebesaran Tuhan yang sangat mencintai keindahan. Melalui seni menggambarkan bentuk dalam bahasa yang indah sesuai dengan fitrah dalam Islam.
Seni Islam adalah ekspresi keberadaan keindahan dari perspektif Islam tentang alam, manusia dan kehidupan, menuju kesempurnaan, kebenaran dan keindahan. Dengan keagungan-Nya tumbuh keindahan yang menguatkan keimanan, sehingga keindahan ciptaan-Nya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Islam adalah agama yang memiliki banyak keindahan, baik dalam bentuk seni maupun dalam memandang seluruh alam semesta yang diciptakan-Nya. Al-Qur'an mengajarkan manusia untuk mengenal Allah dan ciptaan-Nya. Nikmati alam semesta dengan banyak nilai keindahan tanpa cacat sedikit pun.
Ini adalah kesaksian kebesaran Tuhan yang sangat mencintai keindahan. Melalui seni menggambarkan bentuk dalam bahasa yang indah sesuai dengan fitrah dalam Islam. Seni Islam adalah ekspresi keberadaan keindahan dari perspektif Islam tentang alam, manusia dan kehidupan, menuju kesempurnaan, kebenaran dan keindahan. Dengan keagungan-Nya tumbuh keindahan yang menguatkan keimanan, sehingga keindahan ciptaan-Nya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruqi, Ismail, R. 1986. The Cultural Atlas of Islam, New York: Macmillan publishing company.
M. Quraisy Shihab Dkk, Islam dan Kesenian, Jakarta, Majelis Kebudayaan Muhammadiyah Universitas Ahmad Dahlan Lembaga Litbang PP Muhammadiyah, 1995.
Rader, Melvin (terj. Yustiono). 1986. Art Modern Book of Esthetic. Bandung: Perpustakaan FSRD-ITB.
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Penulis : Muhamad Lutfi Fuadi (STEI SEBI)