STRES KERJA PADA AUDITOR : APAKAH BENAR ??
Dalam menyusun laporan keuangan bukanlah pekerjaan yang mudah, para tenaga auditor diberikan beban kerja yang tidak sedikit. Bergantung kepada besar-kecil usaha, jumlah tenaga yang mengerjakan dan lainlain. Beban kerja ini dapat menimbulkan stres kerja pada tenaga auditor, dimana seorang auditor harus bekerja sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dan kode etiknya.
STRES KERJA PADA AUDITOR : APAKAH BENAR ??
Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan dilingkungan kerja yang dirasakan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2009:108). Suatu bentuk tanggapan dari seseorang inilah yang menimbulkan reaksi kiamiawi dalam tubuh manusia yang mengakibatkan perubahan-perubahan, antara lain meningkatnya tekan darah tinggi dan tingkat metabolisme. Dengan demikian stres kerja berhubungan langsung dengan perubahan dalam lingkungan dan diri manusia sendiri.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES KERJA (STRESSOR) :
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja tidak hanya memberikan pengaruh terhadap desain organisasi, namun juga pada stres yang terjadi antara pekerja dan organisasinya. Faktor lingkungan yang berpengaruh meliputi ketidak pastian politik, situasi ekonomi yang tidak menentu, yaitu akibat perubahan dunia bisnis yang meningkatkan kecemasan pegawai akan kelangsungan pekerjaannya dan ketidakpastian teknologi yang menuntut pekerja untuk selalu memperbarui kemampuan mereka dalam mengoperasikan alat-alat teknologi.
b. .Faktor Organisasi
Tekanan dan tuntutan yang dilakukan untuk menghindari error dan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang terbatas, pekerjaan yang berlebihan, tuntutan yang berlebihan pada pekerjaan, pimpinan yang tidak perhatian, dan rekan kerja yang tidak nyaman adalah beberapa contoh hal yang mempengaruhi ada tidaknya stressor yang menyebabkan stres kerja.
c. Faktor Individual
Secara umum individu bekerja dalam 40 sampai 50 jam dalam seminggu. Pengalaman dan masalah yang dihadapi individu di luar jam kerja dapat mempengaruhi efektivitas pekerjaan. Faktor-faktor individual, misalnya masalah keluarga, masalah ekonomi dan kepribadian individu dapat menjadi sumber stres kerja.
GEJALA-GEJALA STRES KERJA
a. Gejala Fisik
1) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, dan kecendrungan mengalami penyakit kardiovaskular.
2) Meningkatnya sekresi dari hormone stres.
3) Gangguan gastrointestinal (gangguan lambung).
4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan.
5) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis.
6) Gangguan pernafasan termasuk gangguan dari kondisi yang ada.
7) Gangguan pada kulit.
8) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, dan ketegangan otot.
9) Gangguan tidur dan Rusaknya fungsi imun tubuh termasuk resiko tinggi kemungkinan terkena kanker.
b. Gejala Psikologis
1) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung.
2) Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
3) Sensitif, memendam perasaan, penarikan diri dan depresi.
4) Komunikasi yang tidak efektif. 5) Perasaan terkucil dan tersaingi.
5) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja.
6) Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual dan kehilangan konsentrasi.
7) Kehilangan spontanitas dan kreativitas
8) Menurunnya rasa percaya diri.
c. Gejala Perilaku
1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan.
2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas.
3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan.
4) Perilaku sabotase ((curang) dalam pekerjaan
5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan berkombinasi dengan depresi .
6) Meningkatnya agresivitas, dan kriminalisme.
7) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman.
PROSES TERJADINYA STRES KERJA
Dr. Hans Selye (2001:372), menjelaskan bahwa bagaimana cara stres dapat mempengaruhi badan. Ia mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingkungan. Rangkaian perubahan ini ia namakan general adaptation syndrome, yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, ia namakan tahap “alarm” (tanda bahaya). Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh lingkungannya dan mulai menghayatinya sebagai ancaman.Tahap ini tidak dapat tahan lama.Organisme mulai memasuki tahap kedua, tahap “resistance” (perlawanan).Orgaisme memobilitasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapai tuntutan.Jika tuntutan berlangsung terlalu lama, maka sumbersumber penyesuaian ini mulai habis dan organisme mencapai tahap terakhir, yaitu tahap “exhaustion” (kehabisan tenaga).
Ternyata jika diterapkan pada orang, maka sindrom adaptasi umum dari Selye dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut: Jika seseorang untuk pertama kali mengalami situasi penuh stres, maka mekanisme pertahanan dalam badan diaktifkan, kelenjar-kelenjar mengeluarkan/ melepaskan adrenali, cortisone dan hormonhormon lain dalam jumlah yang besar, dan perubahan-perubahan yang terkoordinasi berlangsung dalam sistem saraf pusat (tahap alarm). Jika exposure (paparan) terhadap pembangkit stres bersinambung dan badan mampu menyesuaikan, maka terjadi perlawanan terhadap sakit.Reaksi badaniah yang khas terjadi untuk menahan akibatakibat dari pembangkit stres (tahap resistance).Tetapi jika paparan terhadap stres berlanjut, maka mekanisme pertahanan badan secara perlahan-lahan menurun sampai menjadi tidak sesuai, dan satu dari organ-organ gagal untuk berfungsi sepatutnya. Proses pemunduran ini dapat mengarah ke penyakit dari hampir semua bagian dari badan (tahap exhaustion).
Tapi jauh dari semua hal ini ada hal yang berlain pendapat dengan tentang auditor. Auditor merupakan pekerjaan yang menyenangkan dimana menjadi auditor bisa menjadi kebanggaan ataupun kesenangan seseorang misalnya ketika auditor lagi di tugas nya ke luar kota mereka di fasilitas seperti penginapan gratis, biaya – biaya transportasi, uang saku, dan lain sebagainnya. Semua hal ini di dapat ketika seseorang menjadi auditor, jadi apakah anda tertarik untuk jadi auditor?
Penulis : Sonia Nadila Putri Mahasiswi dari Kampus STEI SEBI